Mohon tunggu...
Alvin ChestaPrambudi
Alvin ChestaPrambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sarjana Sosiologi Univeritas Padjajaran

Military Enthusiast, Social Issues

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosiolog Dalam Pembahasan Psikologi Sosial

31 Desember 2024   18:06 Diperbarui: 31 Desember 2024   18:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erving Goffman (1922-1982) (thoughtco.com)

Psikologi sosial adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana perilaku, pikiran, dan perasaan individu dipengaruhi oleh kehadiran individu ataupun kelompok lainnya, baik secara nyata, imajiner, maupun implisit. Dalam konteks ini, sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan psikologi sosial. Sejumlah tokoh sosiolog seperti Emile Durkheim, Erving Goffman, dan George Herbert Mead memberikan kontribusi penting dalam memahami dinamika sosial melalui perspektif psikologi sosial.

Emile Durkheim: Fakta Sosial dan Kolektivitas 

Salah satu tokoh teori sosiologi modern, Emile Durkheim memasukkan konsep fakta sosial ke dalam psikologi sosial. Dalam bukunya yang berjudul Suicide (1897), Durkheim menunjukkan bagaimana fenomena sosial dalam masyarakat, seperti integrasi dan regulasi sosial mempengaruhi fenomena bunuh diri yang sebelumnya dianggap sebagai suatu peristiwa individu semata. Pemikiran Durkheim ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang tidak dapat terlepas dari struktur sosial di mana mereka hidup. Dalam sudut pandang psikologi sosial, ini menunjukkan betapa penting dan signifikansi lingkungan sosial bagi perilaku manusia.

Erving Goffman: Dramaturgi

Erving Goffman adalah tokoh lain yang memberikan kontribusi besar pada perkembangan Psikologi sosial melalui teori interaksi simbolik. Goffman menggunakan metafora dramaturgi dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life (1956) untuk menggambarkan bagaimana individu "menampilkan" diri mereka dalam interaksi dengan orang lain. Perspektif ini sangat relevan dalam psikologi sosial, terutama dalam hal bagaimana identitas individu dibentuk oleh interaksi sosial. Goffman menunjukkan bahwa apa yang kita tampilkan  dalam "panggung depan" dan apa yang tidak kita tunjukkan kepada orang lain dalam "panggung belakang" adalah hasil dari proses interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan sosial kita,

George Herbert Mead: Konsep Diri 

George Herbert Mead turut memberikan kontribusi penting bagi sosiologi dan psikologi sosial. Melalui teori "diri" yang dikembangkannya, Mead menjelaskan bahwa identitas individu dibangun melalui interaksi sosial dan komunikasi simbolik. Mead membedakan diri menjadi dua bagian utama: "I" yaitu aspek diri yang spontan dan kreatif, yang merupakan respons individu terhadap situasi tanpa pertimbangan yang mendalam, mencerminkan tindakan diri yang tidak terduga dan inovatif. Dan "Me", yaitu aspek diri yang lebih reflektif, di mana individu mempertimbangkan bagaimana orang lain menilai perbuatan mereka, dari penilaian sosial dan norma-norma masyarakat,menghasilkan identitas diri yang baru.  Konsep "Me" dan "I" yang diperkenalkan Mead menjadi fondasi penting dalam memahami bagaimana individu menyesuaikan perilaku mereka terhadap norma-norma sosial.

Ini membuktikan bahwa Sosiolog sangat berkontribusi pada perkembanga psikologi sosial dan akan tetap relevan terhadap perkembangan zaman. Misalnya, pemikiran Durkheim yang sering digunakan dalam penelitian kesehatan mental, atau teori Goffman yang menjadi dasar studi tentang pengelolaan kesan (impression management). Teori-teori ini juga membantu memahami perilaku manusia di masa modern ini, misalnya saja perilaku masyarakat dalam penggunaan sosial media. Dalam memahami perilaku manusia, sosiologi dan psikologi sosial adalah dua disiplin ilmu yang saling melengkapi. Sosiologi memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana interaksi sosial membentuk identitas dan perilaku individu, dan psikologi sosial memberikan pemahaman yang lebih baik seputar bagaiamana kita dapat menjelaskan kompleksitas perilaku manusia.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun