Mohon tunggu...
Alvin Haidar
Alvin Haidar Mohon Tunggu... Relawan - Chemical engineer in the making

Teknik kimia ITB 2016, Terbentur, terbentur, terus tidur Pembelajar, pelajar, pengajar, terhajar.... Cek ig @sobatgajah yakkk

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Anjloknya Harga Minyak dalam Pemodelan Ekonomi Sederhana

22 April 2020   12:50 Diperbarui: 23 April 2020   07:40 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambaar 7. Kurva permintaan dan penawaran jangka panjang | Dokpri
Gambaar 7. Kurva permintaan dan penawaran jangka panjang | Dokpri

Alhasil upaya peningkatan harga minyak yang dilakukan OPEC dalam jangka panjang hanya meningkatkan sedikit dari total pemasukan minyak. Bisa dibilang langkah OPEC dalam menjaga harga pasar ibarat pedas sambal yang efeknya hanya beberapa saat.

Gambar 8. Kenaikan harga pada jangka panjang (elastis) | Dokpri
Gambar 8. Kenaikan harga pada jangka panjang (elastis) | Dokpri

6. Efek bagi semua

Kerugian jelas menghantui sebagian besar negara-negara produsen minyak dengan anjloknya harga minyak. Indonesia sebagai salah satu negara pengipor minyak dapat mendapatkan keuntungan melalui turunya harga BBM. Terlihat memang menyenangkan, namun apakah benar demikian?

Turunnya harga minyak dapat memberikan pengaruh negatif terhadap sektor migas hulu. Nilai ekspor yang berkurang dalam sektor migas, batu bara, atau sawit dapat membuat neraca perdagangan tidak setimbang. 

Ditambah lagi efek kejut ekenomi yang diberikan terhadap bursa saham dapat memperlemah IHSG. Kurs rupiah pun demikian melemahnya aktivitas ekonomi global dapat memberi pengaruh buruk terhadap rupiah. 

Meski demikian sampai hari dimana menurunnya harga minyak terjadi, belum ada perubahan signifikan dari rupiah yang masih bertengger di titik Rp15.697/USD.

Source: www.disway.id | Bloomberg | Principles of Economics. N Gregory Mankiw
Gambar= Design vector created by studiogstock - www.freepik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun