Guna menangkis alasan agar eksis, pastilah dari kita mencari berbagai hal-hal tertentu yang dapat dijadikan alasan 'kuat' untuk mengatakan mengapa kita menggunakan aplikasi tersebut. Baik alasan, awal penulis memang ingin sekadar memotret setiap langkah kenangan yang ada dan berbagi kebahagiaan/kesedihan  kepada orang lain. Artinya, orang yang membagikannya juga berhak melihat dong, ya kan? Baik jika kita 'kira-kira' memiliki alasan yang sama kita bisa lanjut ke poin selanjutnya.
3. Rajin Update, Follower Banyak, Akhirnya Jadi Tempat Promosi/Selebgram
Selamat. Pada poin ini setidaknya anda berhasil memanfaatkan peluang yang ada dengan menjadikan gaya hidup sebagai sarana yang produktif dan feeds yang ada seperti album mini.Â
Ditambah lagi caption-nya yang panjang-panjang dengan berbagai quotes indah, ibarat kata anda telah menjadi public figure entah di kampus atau Indonesia yang siap menginspirasi. Anda bisa berhenti di poin ini jika anda telah demikian.
4. Jarang Update, tapi Aktif Bikin Story and Mantengin Home
Bertambahnya fitur story tampaknya semakin melejitkan Instagram sebagai salah satu aplikasi dengan pengguna terbanyak. Sedihnya kadang story kita berisi hal-hal yang sekedar menyebarkan kesedihan,curhat, atau beberapa hal yang dianggap 'gak ada yang peduli' dengan hal tersebut. Belum lagi, mantengin timeline yang isinya foto-foto teman berbagi kisah atau perjalanan mereka ditambah mantengin timeline mantan (eh..).Â
"Vin, tapi biasanya ada info-info dari story atau akun tertentu yang bermanfaat sebagai berita nih."Â
Baik jika porsi mendapat hal bermanfaat atau informatif lewat Instagram memiliki porsi yang besar dibanding nge-stalk atau sekedar liat-liat anda dapat berhenti di poin ini. Artinya anda telah mampu menggunakan Instagram sebagai wahana informasi guna meningkatkan kapasitas diri.
5. Nge-Stalk Ukhti-ukhti Yaduu.. (Poin khusus jika anda muslim)
Kenapa saya tulis hal seperti ini? Ya, karena saya juga melakukannya ha..ha..ha... Tidak sedikit anjuran gudhul basar (menundukan pandangan) jika kita ingin berusaha mengurangi risiko zina mata atau mencegah diri melakukannya memang Instagram bukanlah tempat yang ramah bagi ikhwan fillah sekalian. (Poin ini menjadi alasan terbesar saya kenapa muncul ide menulis ini hehe).
6. Bikin Story Gak Penting dan Pemalsuan Eksistensi Diri