Mohon tunggu...
Alvin Octavianus
Alvin Octavianus Mohon Tunggu... -

Tidak banyak yang menarik dari saya, jika boleh memilih, saya ingin menjadi debu yang bisa terbang ke sana sini tanpa harus musnah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Purpose is Not Destiny

21 Juni 2010   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:23 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya termasuk 'orang' yang tidak percaya pada destiny atau takdir. definisi daripada destiny di otak saya adalah garis hidup yang sudah pasti ditentukan dan itulah jalan manusia hidup. sudah suratan, tidak dapat diubah atau dipungkiri. Apa Tuhan se-posesive itu sampai mengekang manusia demi tujuanNya? lalu bagaimana dengan Adam dan Hawa? Apakah mereka benar diciptakan dengan destiny seperti itu? Atau Tuhan terlalu bebas memberi manusia pilihan untuk bertindak?

Tidak jauh dari itu, saya lebih percaya tentang 'purpose'. kembali lagi ke otak saya; definisi 'purpose' adalah sebuah tujuan atau panggilan hidup yang sudah ditentukan Tuhan untuk masing masing manusia. 'Purpose' lebih memberi kebebasan untuk kita menggapai garis finish lewat jalan mana saja yang ingin kita tempuh. Karena sebenarnya manusia punya kuasa untuk memutuskan sebuah pilihan. ini tidak terpaku tentang suratan atau terpungkiri. Manusia bebas memugkiri 'purpose' nya jika ia mau. Anda bisa coba sendiri jika tidak percaya.

Bagi mereka yang percaya 'destiny', hidup sudah sepatutnya dijalani dan tidak usah pusing memikirkan akan seperti apa kedepannya. menerima apapun nasib yang sudah Tuhan berikan. Tetapi bagi mereka yang percaya tentang 'purpose' tidak bisa menjalani dengan gaya yang sama. Mereka harus benar benar tau apa panggilan hidup mereka, tujuan kenapa mereka diciptakan. Setelah itu mereka baru bisa menjalani hidup karena mereka tahu jalan apa yang sepatutnya diambil dan yang tidak.

Jika 'destiny' lebih berbicara tentang 'pasrah', maka 'purpose' lebih berbicara tentang 'berserah'. 'Purpose' bisa menentukan jalan hidup apa saja yang mau ia pilih selagi bisa, tapi 'purpose' tidak dapat merubah dasar kenapa mereka diciptakan.

tidak ada yang salah tentang 'purpose' dan 'destiny'-ini saatnya saya bersikap objektif-. bagaimana tiap tiap individu memandang dari berbagai segi saja. 'Purpose' dan 'destiny' sama sama tidak dapat ditentukan oleh manusia. manusia hanya bisa memilih jalan yang harus ditempuh. that's my oppinion

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun