Mohon tunggu...
Humaniora

Menghilangkan Budaya Menyontek

26 Mei 2018   00:30 Diperbarui: 26 Mei 2018   00:29 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan yang sedang gencar-gencarnya direnovasi oleh pemerintah di era tahun 2000-an bermula dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kemudian Kurikulum 13 (K-13). Rangkaian perbaikan, ke arah penyempurnaan kurikulum ini adalah semata-mata untuk menciptakan kwalitas dan mutu SDM yang unggul, beriman, berakhlak mulia, cerdas, terampil, memiliki sikap kemandirian, peka, tanggung jawab, jujur, peduli dan bekerja keras. 

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu ini, strategi yang digunakan seharusnya berimbang dan sebanding, maka perlunya pendidik yang memiliki sikap profesional dalam bidangnya masing-masing. Apalagi seorang guru BK yang bertugas membimbing, menangani masalah peserta didik maka setiap Konselor atau guru BK diharapkan dapat bekerja secara professional sesuai prosedur, dan keilmuan Bimbingan Konseling. Tidak hanya itu saja, aspek tumbuh kembang anak (peserta didik) dengan jumlah/kwantitas yang begitu banyak perlu mendapat perhatian yang serius. 

Peserta didik dengan karakter, keunikan, kepribadian yang berbeda-beda menuntut untuk sorang guru BK memahami totalitas kepribadian peserta didiknya. Terkadang guru Mata Pelajaran mengadu atau berkonsultasi tentang peserta didik yang melakukan pelanggaran dikelas dengan tingkat kerawanan peserta didik yang beragam seperti menyontek pada saat program sekolah memasuki tahap evaluasi atau Penilain baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) atau Ulangan Akhir Semester (UAS). Menyontek adalah perbuatan pelanggaran peserta didik terhadap tata tertib sekolah.

Menyontek menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( Tim Pustaka Phoenix,2009), menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya. Sedangkan menurut Taylor dan Carol (Hartanto,2012), menyontek didefinisikan sebagai mengikuti ujian dengan melalui jalan yang tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semestinya, melanggar aturan dalam ujian atau kesepakatan. 

Di sekolah menengah, seperti di SMA, sering dijumpai oleh pengawas ruang ketika ulangan atau tes, sebagian siswa menyontek jawaban ke teman-temannya, ada pula yang menyontek secarik kertas yang sudah dipersiapkan sebelumnya, memberikan kode jawaban menggunakan gerakan tangan. naaaah Fenomena seperti ini banyak dijumpai karena beberapa factor penyebab seperti dimana peserta didik mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika guru keluar dari kelas; menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung atau membawa jawaban yang telah lengkap atau telah dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum ujian berlangsung; dan dimana peserta didik mengcopy, melihat atau meminta jawaban dari orang lain. 

Fakta yang ditemui di lapangan adalah, hampir semua peserta didik yang bermasalah (menyontek), inilah salah satu tugas dari seorang guru BK. Penanganan masalah menyontek biasanya dimulai dari laporan pengawas ruang yang melaporkan peserta didik yang kedapatan menyontek saat ulangan atau ujian berlangsung, selanjutnya guru BK menindak lanjuti dengan cara melakukan layanan bimbingan kelompok di ruangan BK seperti mendiskripsikan masalah anak, menganalisis hasil belajar yang didapatkan dari hasil ulangan/tes, memberikan solusi, mengaplikasikan solusi tersebut dan yang terakhir mengevaluasinya apakah ada perubahan sikap peserta didik sebelum diberikan layanan konseling dan setelah mendapatkan layanan BK. Sehingga faktor-faktor penyebab peserta didik menyontek bisa segera teratasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun