Mohon tunggu...
Lyfe

Zaman Hedon Go to Alay

25 Agustus 2017   07:19 Diperbarui: 25 Agustus 2017   07:22 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era modern ini bisa kita lihat masyarakat telah terbuai dengan hal-hal yang instan, semua masyakat merasakan hal instan itu adalah kewajaran yang sangat lumrah diera sekarang ini. Bila kita lihat semua kebutuhan kita sehari-hari bisa kita dapat hanya menggunakan gadget,mulai dari makanan, pakaian hingga jual beli rumah bisa kita lakukan hanya menggunakan gadget.Dengan mudahnya kebutuhan yang masyarakat dapatkan, banyak masyarakat ber-hedonisria. Masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan tersier dari pada kebutuhan primer dan juga sekunder, masyarakat lebih mengedepankan gengsi mereka dari pada hal yang memang mereka butuhkan.

Dari sekian banyaknya hedonis, hedonis yang sering sekali masyarakat lakukan adalah membeli gadget yang terbilang harga diatas normal. Bahkan ada remaja yang rela mengancam orang tua mereka akan berhenti sekolah bila tidak membelikan gadgetyang dia inginkan. Sebegitu pentingkah kebutuhan tersierdari pada sekunderdan primer ? Berbicara mengenai gadgethal yang sering sekali terdengar adalah mengenai aplikasi sosial media. Banyak aplikasi sosial media yang terdapat pada gadgetseperti, Instagram, Path, Facebook, Twitterdan masih banyak lagi. Melihat penggunaan sosial media yang seperti itu timbullah sifat Alay pada masyarakat umum.

Masyarakat sering kali melakukan tindakan hedon agar dapat memamerkannya pada apliaksi sosial media mereka. Mereka rela membuang uang mereka hanya sekedar untuk memamerkan hal-hal mewah agar terlihat hits.Tanpa mereka sadari hal yang mereka lakukan menurut kebanyakan orang adalah tindakan yang Alayyang lebih parahnya lagi mereka mengetahui bahwa hal yang mereka lakukan itu bersifat Alay tetapi masyarakat masih saja melakukannya karena itu sudah sangat lumrah dimasyarakat sekarang ini.  

Melihat kenyataan ini kita sebagai masyarakat haruslah lebih pintar-pintar mengonsumsi hal-hal yang bersifat baru. Banyak budaya dari luar masuk kedalam negeri Indonesia tercinta ini, tetapi masyarakat banyak pula tidak menyaring budaya tersebut bahkan menerima mentah-mentah budaya tersebut yang bahkan tenpa masyarkat sadari bahwa budaya tersebut kurang sesuai dengan kebiasaan masyarakat Indonesia sendiri. Maka dari pernyataan diatas bisa ditarik benang merahnya, lebih baik kita lebih pintar-pintar mengatur hal-hal yang bersifat hedon agar kita tidak menjadi masyarakat yang Alay.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun