Perhelatan MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok menuai kontroversi, pasalnya pada saat hujan, terdapat salah satu pawang hujan yang berkeliling di lintasan sirkuit bernama Rara Istiani Wulandari.Â
Kejadian tersebut ramai dibicarakan di media sosial, baik nasional maupun internasional. Pada hari ini, mistisme dipertontonkan secara terang-terangan oleh rezim Fasis Jokowi di tengah perhelatan internasional.Â
Ditilik dari pendapat yang rasional, terlepas dari berhasil atau tidaknya tindakan Rara tersebut, hal itu sama sekali tidak mengandung usaha sama sekali untuk mengendalikan alam raya.Â
Malahan, apa yang terjadi di Mandalika pada saat itu merupakan tontonan yang sangat memalukan, bahkan bagi Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Apapun maksudnya, mistisme menjadi ciri bahwa bangsa kita masih belum mencapai tahap kesadaran yang rasional; masih terjebak kesadaran palsunya rezim yang menjadi kaki tangan kaum Imperialis.Â
Bahwa segala permasalahan, solusinya adalah cara-cara idealis yang tidak bermakna dan bahkan cenderung meninabobokan, daripada menyelesaikan permasalahan.Â
Walaupun begitu, dalam lintasan sejarah, mistisme sempat mendapatkan panggung sehingga bahkan tindakan yang didasari oleh semangat mistisme tersebut bisa mengubah tatanan masyarakat secara keseluruhan.
Mistisme Dalam Konsep Materialisme Dialektika
Sejarah masyarakat ialah sejarah pertentangan kelas, oleh karena itu, peristiwa apapun yang terjadi dalam sejarah selalu melibatkan kepentingan kelas.Â
Dalam lintasan sejarah Indonesia misalnya, Proklamasi Kemerdekaan RI itu adalah bentuk kemenangan rakyat Indonesia atas penindasan kolonial yang sudah terjadi beratus-ratus tahun.Â