Mohon tunggu...
Alvi Anugerah
Alvi Anugerah Mohon Tunggu... Menulis jika sedang menggebu-gebu

Humaniora Universal.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Politik Berseni ala Presiden Jokowi

24 November 2017   18:46 Diperbarui: 28 November 2017   17:38 7668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan pakaian adat Batak Toba (Samosir) dalam kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Senin (22/8/2016).(Sekreatariat Kabinet)

Beberapa presiden yang pernah mengemban tampuk kuasa di negeri ini punya riwayat  yang cukup klop dengan dunia seni & budaya. Kita mulai dari presiden pertama:

Bung Karno adalah penganut setia aliran Seni Rupa. Istana kepresidenan pada masa beliau rimbun oleh berbagai jenis karya seni rupa. Mikke Susanto, Dosen Seni Rupa ISI Yogyakarta bahkan berujar bahwa hingga hari ini Bung Karno adalah kolektor lukisan terbesar di Indonesia. Tak kurang dari 2.000 lukisan yang dimiliki oleh Bung Karno ditaruhnya di istana kepresidenan (kompas.com). Terbaik!

Beda-beda tipis dengan Bung Karno, Pak Harto menaruh concern seninya di bidang seni ukir dan batik. Saking kagumnya dengan ukir-ukiran,  salah satu ruangan di Istana Negara beliau namai "Ruangan Jepara," merujuk pada daerah penghasil seni ukir produktif di Indonesia (tirto.id).

Para Presiden RI dengan latar belakang dan aktivitas seninya masing-masing. Source atas ke bawah: Biro Humas Pemprov Jatim, National Geographic, Merdeka.com, Kompas.com
Para Presiden RI dengan latar belakang dan aktivitas seninya masing-masing. Source atas ke bawah: Biro Humas Pemprov Jatim, National Geographic, Merdeka.com, Kompas.com
Pak SBY juga pengagum seni, kok. Spesifiknya adalah seni musik. Seni mencipta lagu lebih tepatnya. Sebanyak 40 lagu yang tersebar di dalam 5 album adalah murni hasil proses kreatifnya. Meskipun pernah ada suara sumbang bahwa salah satu lagu yang SBY pernah ciptakan terdengar mirip dengan salah satu lagu terkenal di mancanegara (tirto.id), tapi yaudah lah ya~ Inget. Enggak ada sesuatu yang baru di kolong langit.

Presiden Joko Widodo yang saat ini tengah menjabat pun punya citarasa seninya sendiri. Yang membikin menarik, citarasa seni Presiden Jokowi sudah terlihat sejak beliau masih menjabat sebagai Walikota Solo. Selera seni Pak Jokowi bahkan berkembang penggunaannya. Tak hanya untuk branding kota yang ia pimpin, citarasa seni itu kerap ia gunakan untuk melancarkan jurus-jurus politiknya. Ada apa saja?

SAAT MENJABAT WALIKOTA SOLO

Pak Jokowi ikut meliuk-liukan tubuhnya saat perhelatan Solo Menari. Source: Detik Foto
Pak Jokowi ikut meliuk-liukan tubuhnya saat perhelatan Solo Menari. Source: Detik Foto
Pak Jokowi jadi salah satu pencetus Slogan Solo "The Spirit of Java." Karakter kecantikan Khas Jawa, keagungan sejarah serta budaya kearifan lokalnya yang menjadi landasan frasa "The Spirit of Java" terbentuk (detik.com). Spirit bisa dimaknai sebagai semangat, ruh, ataupun Jiwa. Lewat slogan ini, Pak Jokowi hendak menegaskan bahwa Solo adalah representasi dari kebudayaan juga peradaban Jawa yang sesungguhnya.

"Spirit of Java" laksana mantra yang  langsung digunakan Pak Jokowi untuk mengubah wajah kota yang ia pimpin. Di tahun 2011, Jokowi mendeklarasikan Kota Solo sebagai "Ibukota Batik Indonesia." Langkah Bapaknya Mas Kaesang ini bisa dibilang berani banget sih ya. Selama ini, sedari TK kita semua diajarin kalo kota Batik itu ya Pekalongan. Tidak hanya itu, hampir tiap daerah di Indonesia punya corak batiknya masing-masing. Pak Jokowi lantas membuat diferensiasi. Solo bukan lagi sekedar kota batik, melainkan ibukotanya batik!

Pak Jokowi memamerkan kostum dari dua peserta Solo Batik Carnival. Source: Merdeka.com dari Imageshack.us
Pak Jokowi memamerkan kostum dari dua peserta Solo Batik Carnival. Source: Merdeka.com dari Imageshack.us
Tidak hanya membuat sentra-sentra  produsen dan penjaja batik bertumbuh dengan baik. Di tahun 2008 silam pun Pak Jokowi beserta jajarannya menginisiasi kehadiran Solo Batik Carnival, Karnaval di jalanan Kota Solo yang memamerkan Batik dalam medium busana-busana nan unik. Baginya, batik bukan hanya pakaian yang hanya bisa digunakan untuk kondangan atau acara resmi saja. Batik bisa dipakai oleh siapapun dan dalam kondisi apapun. Termasuk menjadi sebuah objek karnaval.

Solo Batik Fashion kerap memilih tempat-tempat ikonik untuk pertunjukannya. Jauh dari kesan elitis. Source: Solopos.com
Solo Batik Fashion kerap memilih tempat-tempat ikonik untuk pertunjukannya. Jauh dari kesan elitis. Source: Solopos.com
Enggak cukup selesai membuat batik jadi objek karnaval, Pak Jokowi kembali hadir dengan ide nyelenehnya: Solo Batik Fashion. Acara fashion show busana batik yang tempat penyelenggaraannya bukan di hall atau ballroom mewah, tapi di tempat-tempat  umum dan gratis pula. Solo Batik Fashion perdana saja digelar di halaman Pasar Windu Jenar Ngarsapura. Dengan cara ini, semua kalangan bisa mengetahui kekayaan ragam batik khas Solo. Hal itu membuat imej Ibukota Batik memang pantas disematkan kepada Kota Solo.  

Itu baru batik lho yang jadi objeknya. Belum yang lain. Solo di bawah kepemimpinan Pak Jokowi adalah surganya karnaval dan acara-acara nyeni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun