Mohon tunggu...
Alviansyah Putra Indrayadi
Alviansyah Putra Indrayadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - masyarakat biasa

belajar menyampaikan opini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penggunaan Geogebra pada Proses Pembelajaran: Mengkonkretkan Matematika

2 November 2021   12:00 Diperbarui: 2 November 2021   12:16 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata matematika, apa yang akan terbayang dibenak siswa? 

Mayoritas siswa akan memberikan jawaban bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. 

Beberapa di antaranya bahkan memasukkan matematika ke dalam list  mata pelajaran yang menakutkan. Hal ini sejalan dengan beberapa studi yang menunjukkan bahwa matematika masih masuk dalam daftar mata pelajaran yang tidak disukai siswa.

Opini siswa dalam memandang matematika demikian tak bisa disalahkan. Tentunya hal tersebut timbul sebagai reaksi atas berbagai hal yang tidak mereka senangi dalam pembelajaran matematika. 

Pembelajaran yang membosankan, rumus yang banyak dan sulit dihafalkan, tidak ada relevansinya matematika dengan kehidupan nyata karena sebagian besar konsep matematika bersifat abstrak dan sulit mereka bayangkan, serta masih banyak lagi opini lain dari kacamata siswa mengenai matematika khususnya dari sisi negatif.

Melihat fakta tersebut sebagai pendidik dan calon pendidik khususnya di bidang matematika akan merasa miris. Matematika dengan segala manfaatnya masih dianggap sebagai sesuatu yang tak berguna untuk dipelajari. 

Padahal, disadari atau tidak, segala kemajuan teknologi yang dirasakan saat ini juga berkat kontribusi ilmu matematika di dalamnya. Memang dalam kehidupan sehari-hari akan jarang ditemui permasalahan yang sama persis dalam soal ujian matematika. Namun cara siswa berpikir itulah yang akan sangat berguna dalam menyelesaikan berbagai masalah di kehidupan yang semakin waktu semakin kompleks.

Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar objek kajian matematika bersifat abstrak meskipun sebenarnya matematika itu nyata.  Karenanya imajinasi siswa diperlukan dalam aktivitas belajar matematika. Untuk menjembatani antara abstrak dengan nyata tersebut diperlukan sebuah upaya pengkonkretan objek-objek matematika.

Dalam pembelajaran matematika, terdapat suatu perangkat lunak bernama Geogebra. Sebagian guru dan siswa mungkin masih asing dengan perangkat ini. 

Sederhananya Geogebra akan membantu guru dalam menerangkan materi matematika dan siswa dalam memahami materi matematika. Fokus penggunaan perangkat ini pada aljabar dan geometri. 

Ada 3 fitur dari Geogebra yaitu algebra, tools, dan table. Hanya berbekal telepon pintar, laptop, atau komputer, yang terhubung dengan akses internet pengguna baik siswa maupun guru dapat mengaksesnya.

Dalam Geogebra pengguna dapat terhubungan pakar atau ahli pembelajaran matematika. Tak hanya sebatas kalkulator, software ini juga memberikan gambaran konkret atas segala permasalahan matematis dengan harapan siswa dapat membangun imajinasi matematikanya. 

Dengan begitu diharapkan pula siswa dapat lebih mudah memahami matematika yang sedang mereka pelajari termasuk relevansinya dengan kehidupan nyata sehingga siswa nantinya akan mengerti bahwa matematika merupakan sesuatu yang benar-benar ada bukan sesuatu yang sekadar diada-ada.

Upaya inilah yang coba dilakukan oleh mahasiswa Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Mandiri UIN Sunan Kalijaga di MTs Negeri 1 Yogyakarta. Dalam program pengabdian, acara yang mengusung tema "Pelatihan Penggunaan Geogebra pada Pembelajaran Matematika" dihadiri oleh 6 guru sekolah tersebut. Acara ini merupakan perpaduan antara workshop  dan diskusi. 

Selain akan diberikan materi guru juga akan mempraktikkan langsung penggunaan Geogebra. Pemateri sendiri adalah 2 orang mahasiswa PLP di sekolah tersebut dengan dibantu 4 orang mahasiswa lainya.

Penggunaan Geogebra yang pertama pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Setelah siswa diberikan soal dan solusi didapatkan maka Geogebra dapat digunakan. Penggunaan Geogebra di materi ini lebih kepada membuktikan bahwa solusi yang didapatkan merupakan titik potong dua garis. Dengan kata lain nilai titik potong tersebut akan bernilai benar untuk kedua persamaan.

Fungsi kuadrat adalah materi selanjutnya dalam pelatihan ini. Pengguna terlebih dahulu memasukkan bentuk umum dari fungsi kuadrat yaitu ax^2+bx+c. Setelah itu nilai masing-masing untuk a, b, dan c dimasukkan dengan fitur slider. 

Melalui fitur ini guru bisa memberikan gambaran kepada siswa tentang karakteristik fungsi kuadrat berdasarkan nilai a, b, dan c. Selain itu pencarian titik ekstrem berupa titik puncak juga dapat dilakukan dengan Geogebra.

Adapun materi selanjutnya adalah transformasi yang terdiri dari translasi, dilatasi, refleksi, dan rotasi. Transalasi diawali dengan penentuan titik dan vektor. Sedangkan refleksi yang merupakan pencerminan dilakukan dengan menentukan suatu titik sembarang. 

Setelah titik terbentuk tentukan garis yang akan menjadi cerminnya sehingga titik hasil pencerminan terhadap garis tersebut dapat diketahui. Nilai titiknya dapat dilihat pada fitur algebra. Jenis transformasi berikutnya adalah rotasi atau perputaran. Menggunakan menu polygon, dapat dibentuk sebuah bangun datar yang hendak dirotasikan.

Materi keempat adalah tentang bangun ruang. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa bangun ruang yang merupakan bagian dari geometri adalah salah satu fokus dari aplikasi ini. Materi ini bisa dikatakan materi yang akan megundang perhatian siswa. Pada bagian ini siswa akan me-matematika-kan objek di kehidupan sehari-hari.

Antusiasme yang begitu luar biasa oleh guru nampak sepanjang acara berlangsung hingga tak terasa waktu berlalu. Beberapa guru yang mengikuti bahkan bukan merupakan guru matematika. Semoga dengan adanya Geogebra ini mampu membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dan siswa pun dapat mulai menumbuhkan imajinasi matematikanya serta acara sejenis serta ke depan semoga program-program semacam ini dapat diselenggarakan lagi tentunya dengan lebih baik lagi.

Acara ditutup dengan cuplikan kalimat tentang matematika yang menurut penulis memiliki makna yang luar biasa. Dari sumber yang diperoleh kalimat tersebut tidak diketahui penulisnya. 

Bunyi kalimat tersebut kurang lebih, "Matematika mungkin tidak akan mengajarkan kita cara bernapas, pun juga tak akan mengajarkan cara mencintai teman atau memaafkan musuh. Tetapi ia (matematika) setidaknya mampu memberikan alasan pada kita untuk berharap bahwa setiap masalah pasti ada solusinya.".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun