Di dalam al-Quran kata al-lail dapat dijumpai di 74 tempat, yang kesemuanya itu (sekilas) menyalahi kaidah gramatikal bahasa Arab, disebabkan karena hilangnya harful wasthi yaitu huruf "lam" disana. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Menariknih untuk kita telisik maknanya
Bersama kita belajar tentang keajaiban al-quran dalam tatanan kata, mengambil intisari dari penjelasan kitab "ijazu rasmil quran wa ijazu tilawati" karya "syaikh muhammad syamlul"
Dalam kaidah bahasa arab, penulisan kata al'lil yang benar di dalamnya terdapat 2 huruf lam " bukan , adanya pembuangan huruf di dalam al-quran bukanlah tanpa sebab, dan bukan hanya untuk memperindah bacaan/tulisan sahaja, akan tetapi di dalamnya terdapat makna tersirat yang memiliki arti yang mendalam.
Maka sungguh keajaiban al-quran tidak akan pernah sirna ditelan waktu.
Didalam kitab "balaghotul kalimah fi tabiril qurani" karya "al-Ustadz ad duktur fadhil solih As-samrai" menjelaskan bahwa salah satu tujuan pembuangan huruf ialah
Untuk menunjukkan lebih sedikit kejadian dari pada kata yang tidak dibuang hurufnya, yang bisa memiliki arti masa yang lebih pendek.
Sehingga pembuangan huruf lam di dalam kata menurut syaikh " muhammad syamlul" Â memiliki makna, bahwa waktu malam berlalu begitu cepat karena sedikitnya manusia beraktifitas di malam hari, sebagaimana Allah menjadikannya sepi,tenang dan sebagai waktu untuk istirahat.
Sebaliknya dengan kata an-nahr yang tetap dalam bentuk kata yang utuh, yang menggambarkan bahwa Allah SWT menjadikan siang waktu untuk bekerja, mencari rezikinya Allah SWT.
Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang.