Mohon tunggu...
Alviani MustikaSari
Alviani MustikaSari Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Perempuan yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Covid-19

3 April 2020   00:20 Diperbarui: 3 April 2020   00:12 3190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahluk kecil tak kasat mata. Menjelma sebagai bahaya yang nyata. Rupa serta suaranya hanya Terdengar, disaksikan dimedia sosial berita Menanam resah yang membelah piak.

Menyapa dengan duka, hadir sebagai berita nyata dibelahan dunia.
Membuat kita tak lagi bersama, tersisih dari segalanya.

Kepanikan yang mengerikan menjalar
Melebar ke segala penjuru memutuskan temu. Menyisakan ketakutan yang mengakar,
Mewabah pada manusia dalam satu waktu.

Aktivitas mulai terhenti.
Gelisah tak tau arah.
Tangisanpun menyelimuti
Apa yang akan disampaikan.
Mulut terjahit resah.
Apa yang akan dikerjakan.
Langkah merapuh beku.
Apa ia hanya datang mendengur
atau memang ia berbentuk teguran Tuhan?

Dalam isak tertimbun doa
Dalam langkah berbenah,
Dalam sujud pasrah merekah. Dalam sepi bertutur, apa yang salah.
Dalam ramai dikutuk menjadi korban.

Langkah yang terhenti tak dapat mengobati,
Berdiam diri, pasrah dalam duka. Berbenah adalah senjata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun