PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) adalah organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, yang dimotori oleh kalangan muda Nahdlatul Ulama (NU). PMII memiliki komitmen ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an dalam bingkai ahlussunnah wal jama’ah, dan berusaha merubah kondisi sosial di Indonesia yang tidak adil menjadi berkeadilan.
PMII juga mengalami perkembangan paradigma dalam sejarahnya, mulai dari paradigma arus balik masyarakat pinggiran, paradigma kritis transformatif, hingga paradigma menggiring arus berbasis realitas. Paradigma ini merupakan cara pandang PMII dalam berdiaspora dengan realitas sosial masyarakat dan peradabannya.
Paradigma arus balik masyarakat pinggiran lahir pada periode kepemimpinan Muhaimin Iskandar tahun 1997, yang bertujuan untuk merebut kembali kedaulatan rakyat yang dirampas oleh penguasa orde baru, dengan melakukan rekayasa sosial melalui advokasi dan mobilisasi massa dari bawah ke atas.
Paradigma kritis transformatif muncul pada masa Saiful Bahri Anshari tahun 1997-2000, yang mengkritisi budaya kapitalisme, pemerintahan otoriter, dan dogmatisme agama yang menghambat perkembangan dan penegakan nilai kemanusiaan. Paradigma ini menggabungkan teori-teori kritis cendekiawan muslim dan filosofis madzhab Frankfurt.
Paradigma menggiring arus berbasis realitas diperkenalkan oleh Heri Harianto Azumi tahun 2006-2008, yang menekankan perlawanan frontal terhadap negara dan kapitalis internasional, dengan memanfaatkan ruang taktis-strategis dalam sistem politik demokrasi. Paradigma ini juga mengedepankan kerjasama antara elemen-elemen civil society.
PMII merupakan sebuah gerakan sosial yang menggiring arus berbasis realitas, dengan melihat kondisi objektif masyarakat dan menawarkan solusi-solusi alternatif. PMII juga berperan aktif dalam membela kepentingan rakyat, terutama kaum marjinal dan tertindas, serta mengawal proses demokratisasi di Indonesia.
