Mohon tunggu...
Ian Alfian
Ian Alfian Mohon Tunggu... lainnya -

pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk yang Telah Lama Tak Kusebut Namanya

5 Desember 2013   10:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:18 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1.Pasir pantai,air laut,bebatuan,sebotol kaleng
Kau pilih mana.?

Matahari neon bangkit memecah kebekuan;
Suara lautan bagai nyanyian tua dalam penantian yang panjang;
Pagi yang sunyi mengecup pipiku.Dan wajahmu
menjelma kesunyian pada lembar-lembar angin pagi.Menggelitik sukma
dengan sejuta tangan yang dingin

2.ombak,buih,camar,papan surfing
Kau pilih mana..?

Cahaya nur menyentuh kusut rambutku;
Siang muncul bagai dua raksasa kelaparan;
Mengintai di balik perdu-perdu mimipi semalam;
Di bawah samar lengkung senyum mu,
aku eja takdir di atas pasir pantai.Mentatih hati
ke keluasaan samodra.Sampai batas,
sampai kau hilang di sana

3.kayu,topi,roda,kalung hitam yang ku kenakan
Kau pilih mana.?

Senja merangkak di pelipis cakrawala;
Tiga camar membaca doa;
Muntahkan syair di atas kau bertahta;
Nasib mu adalah nasib matahari.Dan matahari tenggelam
menuju kolong malam.Menjemput reqium katak
dan nyanyi sepi pemabuk

4.pagi,siang,senja,malam
Kau pilih mana.?

Karang tenang menghadang;
Lautan mengiklaskan senja paling cemerlang;
Di balik debur ombak hari-hari.Kaulah putri
yang tengah bermimpi.Sampai seribu lengan
mengulurkan peluknya.Kau malah peluk
tubuhmu sendiri

5.Di lautan kisah-kisah cinta berlayar dan berlabuh.Tenggelam
dalam keabadian
Di atas permadani pasir,Samping
papan surfing,dekat bebatuan.Ku tulis syair
senja yang tembaga;
Dan andai kau senja itu
Akulah samodra yang melepas mu dengan nyanyian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun