Mohon tunggu...
Ian Alfian
Ian Alfian Mohon Tunggu... lainnya -

pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Hujan Menjelang Malam

1 Desember 2013   19:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:27 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah basah
Udara basah
Langit basah
Wajah mu remang-remang di tengah rintik hujan yang tajam;

Wajah mu dan hujan
Siapa dapat membedakan
Sebab sama-sama suram
Dalam lembab yang menyimpan nyanyi daun
Wajahmu jatuh dalam pangkuan malam
Sedang di punggungnya syair-syair misteri bersemayam
Syair yang selalu kau hayalkan sebagai bintang terterang
Walau hujan datang
Gelap terbentang
Rintik hujan tajam menusuki kulit bumi
Tak mampu mengurung wajahmu
Walau remang sekilas terkejap
Namun syair yang kau khayalkan telah menjadi purnnama ketegaran;

Kini kan ku khayalkan kau sebagai kekasih ku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun