Mohon tunggu...
Aksara Matahari
Aksara Matahari Mohon Tunggu... Model - Manusia

Hanyalah seorang manusia yang mencoba melestarikan Budaya Leluhur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Majapahit Menguasai Nusantara?

18 Agustus 2019   17:43 Diperbarui: 25 Juni 2021   08:13 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya hubungan dengan negara-negara lain lebih kepada hubungan persahabatan (mitra satata). Tak tercermin kalau wilayah Nusantara dan kerajaan lain di kawasan Asia Tenggara seperti, Syanka, Ayodhyapura, Dharmmanagari, Marutma, Rajapura, Singha-nagari, Champa dan Kamboja merupakan wilayah kekuasaan atau jajahan Majapahit.

Majapahit sebenarnya merupakan kerajaan yang terdiri dari kesatuan negara-daerah atau provinsi. Di bawah seorang raja Majapahit, ada sejumlah penguasa yang masing-masing berkuasa di sebuah negara-daerah sebagai paduka bhattara yang biasanya kerabat raja.

Baca juga: Inilah Cleopatra Majapahit, Wanita di Balik Kejayaan Kerajaan Terbesar Nusantara Menurut Ahli Luar Negeri

Jumlah negara-daerah yang berada di lingkungan Majapahit tidak selalu sama. Misalnya, berdasarkan Prasasti Waringinpitu (1447), ketika masa pemerintahan Dyah Kertawijaya, setidaknya ada 14 negara daerah.

Banyaknya negara-daerah yang disebut dalam prasasti tergantung berapa banyak kerabat raja yang punya kedudukan sebagai penguasa. Dalam prasasti, para paduka bhattara itu biasanya disebut sebagai pejabat tinggi yang mengiringi perintah raja. Berdasarkan Prasasti Waringinpitu, Prasasti Trawulan III, dan Nagarakrtagama, sejak masa keemasan Majapahit, pernah ada 21 negara-daerah yang menjadi bagian Majapahit. Ke-21 negara-daerah itu antara lain Daha, Jagaraga, Kahuripan, Tanjungpura, Pajang, Kembangjenar, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singhapura, Matahun, Wirabhumi, Keling, Kalingapura, Pandansalas, Paguhan, Pamotan, Mataram, Lasem, Pakembangan, dan Pawawanawwan.

Sumber :

  • Al-Fayyadl, Muhammad, & Muljana, Slamet, (2005), Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit, Yogyakarta: LKIS,
  • C. C. Berg. Het rijk van de vijfvoudige Buddha (Verhandelingen der Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen, Afd. Letterkunde, vol. 69, no. 1) Ansterdam: N.V. Noord-Hollandsche Uitgevers Maatschappij, 1962; cited in M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia Since c. 1300, 2nd ed. Stanford: Stanford University Press, 1993, pages 18 and 311
  • Mangkudimedja, R.M., (1979), Serat Pararaton. Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP. Jakarta, Departemen P dan K, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
  • Muljana, Slamet, (2006), Tafsir Sejarah Nagarakretagama, Yogyakarta: LKIS
  • Yamin, Muhammad. Gajah Mada, Pahlawan Persatuan Nusantara. Djakarta: Balai Pustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun