Setelah berjuang dengan iman yang kuat  saat melewati sela-sela daerah wisata Gua pindul yang  menggebu-gebu,kami akhirnya menuju kesebuah tujuan situs bersejarah. Yakni Situs  Plembutan.Mungkin agak aneh mengengar kata "Plembutan" bukan Plembungan  lho yess...Perjuangan ke situs Plembutan ini sangat mengasyikan dimana  kami harus menggunakan banyak sekali GPS (Global Pitakon Sistem) aliyas  Takon warga atau Tanya pada penduduk.Plembutan mungkin berasal dari kata  lembut atau sangat kecil dalam bahasa Indonesianya. berlokasi di  Padukuhan Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen.
Bangunan  candi yang didirikan kira-kira pada abad VIII masehi ini terbuat dari  batu putih, dan sebagian besar batu-batu tersebut tertimbun dalam tanah.
 Situs Plembutan belum dapat dipastikan kapan dibangun. Berdasarkan  catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DI Yogyakarta, situs  Plembutan dibangun sekira abad ke-7 dan ke-8. Hal ini didasari atas  tekstur dan batuan bangunan candi.
Situs Plembutan terbuat dari batu  putih, dengan denah bangunan berbentuk bujur sangkar berukuran 13 m x  13 m. Ada yang mengatakan bahwa Arsitektur bangungan Situs Plembutan  pada bagian atas atau atap candi kemungkinan terbuat dari kayu. Hal ini  didasarkan pada temuan sejumlah umpak-umpak batu pada sekitar Situs  Candi Plembutan.Untuk aselinya ya embuh kami tidak mau berspekulasi  lebih lanjut. Kami hanya menikmati keindahan karya leluhur sambil  menikmati makanan khas "TEMPIK GUNDUL (TEMpat PIKnik GUNung kiDUL)"  yakni Gatot dan Thiwul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H