Mohon tunggu...
Achsinul Arfin
Achsinul Arfin Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca dan menulis

Suka menulis, baca buku, review buku, serta semangat belajar dalam hal literasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Revolusi Pendidikan Politik

22 Desember 2022   20:59 Diperbarui: 26 Desember 2022   08:09 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pendidikan politik. (sumber: KOMPAS.ID)

Politik di Indonesia saat ini dalam keadaan terpecah dalam dua kubu, apalagi ketika ada sebutan Kadrun dan julukan lain di pihak yang berbeda, padahal pemilu sudah selesai beberapa tahun silam, bahkan saat ini sudah hampir memasuki pemilu yang baru.

Sayangnya perpecahan tersebut tidak kunjung kelar hingga sekarang. Padahal jika menilik dari setiap kebudayaan dan juga karakter Indonesia merupakan salah satu negara yang ramah.

Pendidikan politik memang harus terus didengungkan, terutama oleh KPU selaku penyelenggara pemilu, yang mengaku sebagai lembaga independen.

Apabila berkaca dari pengalaman sebelumnya yang pada waktu itu masyarakat yang terlalu fanatik dan mengkultuskan pilihan Presiden, sehingga apabila jago mereka kalah masih ada perasaan dendam dalam hati.

Itulah sebabnya pihak KPU harus mulai memberikan edukasi politik dari sekarang Sehingga orang-orang bisa atau mampu untuk membedakan antara hoax dan fakta yang terus bergulir ketika pemilu berlangsung.

Jika masyarakat sejak dini sudah dibekali dengan keilmuan politik dalam waktu beberapa saat, atau ketika datangnya waktu pemilu, mereka akan bisa memilah dan memilih pemberitaan yang tersebar, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh pemberitaan-pemberitaan yang menyebarkan ujaran kebencian..

***

Jika dibuat perbandingan pemilih generasi milenial dan generasi kolonial, milenial sudah mendominasi.

Maka dari itu hendaknya KPU dapat menjalin hubungan dari milenial atau bisa juga yang saat ini sedang trend adalah menggandeng para influencer YouTube atau media sosial lain yang terkemuka sehingga mereka bisa melakukan edikasi politik lebih luas.

Para generasi milenial dan setelahnya sangat mudah dipengaruhi oleh influencer atau orang-orang yang sering nongol di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun