Surabaya, Kompasiana - Bertempat di Cafe Pinarak yang terletak di belakang Kampus Untag Banyuwangi Jawa Timur, puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa Revolusi (Formasi) menggelar Focus Grup Discussion (FGD) yang bertema 'Pentingnya Pemimpin Religius Nasionalis dalam menangkal Radikalisme di Jawa Timur' dan dikonsep buka puasa bersama. Rabu (6/6/2018) Sore.
Salah satu peserta FGD yang hadir, Moh. Ibnu mengatakan, akar masyarakat jawa timur adalah agamis dan nasionalis. Pasalnya, selama ini mereka kerap menjadi benteng jawa timur.
"Namun dengan fenomena teror bom bunuh diri yang pelakunya adalah masyarakat jawa timur, tak pelak memberikan pukulan pada kita. Masyarakat agamis dan nasionalis yang kita anggap membentuk masyarakat luhur pada realitasnya malah masih terdapat perilaku buruk," kata Ibnu di sela-sela diskusi.
Menurutnya, Jawa Timur yang kental dengan kultur nasionalis religius sudah selayaknya mendambakan sosok pemimpin yang berintegritas.
"Sebentar lagi, Jawa Timur menghelat Pilgub, Paslon Cagub Cawagub jatim nomor urut 2 saya rasa sama-sama memiliki kultur yang kental nasionalis religius, bukan hanya secara ideologi tapi secara silsilah juga punya keterkaitan," tegasnya.
"Jadi saya lebih tertarik melihat paslon Gus Ipul-Mbak Puti bukan hanya tanggung jawab kulturalnya, tapi juga tanggung jawab warisan nenek moyangnya untuk ditunggu dedikasinya pada jawa timur," tandas Sidik Maulana.
Ditempat yang sama, Defit Ismail juga mengungkapkan, pihaknya harus melihat problem Jawa Timur dihadapkan pada fenomena radikalisme, sedangkan demokrasi atau Pilkada Jatim menjadi harapan besar masyarakat jatim untuk membawa perubahan.
"Analisis sosiologi politik, saya rasa penting untuk menilai calon. Bukan hanya track recordnya, tapi relasi dibelakangnya," pungkasnya. (ATH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H