Surabaya, Kompasiana -- Ribuan pemuda dan remaja masjid menyaksikan pengukuhan Laskar Pemuda Masjid Anti Radikalisme oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI. "Dengan dikukuhkan laskar pemuda masjid anti radikalisme kita harus aktif mendukung gerakan yang dimotori oleh generasi muda ini," kata H Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga RI pada acara seminar remaja muslim yang digelar Remas Al Akbar Surabaya, Sabtu (2/6).
Dengan seperti itu pemuda dan remaja masjid harus menjadikan radikalisme ini musuh bersama bangsa ini. Pemuda harus memplopori gerakan anti radikalisme kalau tidak seperti itu maka ini akan menjadi bom waktu bagi bangsa ini. Menjadi beban yang begitu berat bagi bangsa ini.
"Kami dari Kementerian Pemuda dan Olahraga akan terus mendukung gerakan ini, apalagi gerakan ini muncul dari aktivis masjid," kata Imam Nahrawi.
Tugas laskar pemuda masjid anti radikalisme saat ini menjaga masjid atau tempat ibadah dari gerakan radikalisme. Sudah menjadi rahasia umum bahwa bibit radikalisme mudah tumbuh subur di masjid.
"Maka dari itu Laskar Pemuda Masjid ini harus melahirkan para dai, para pemimpin dan para kiai, untuk itu syiarnya harus diperluas lagi, sehingga umat betul-betul dalam keadaan damai, tenang dan tentram," pinta Menteri yang menerima gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Untuk itu, para pelajar dan mahasiswa jangan pernah lari dari masjid, masjid harus dijadikan basis dakwah, sosial, ekonomi dan bahkan olahraga. Jangan jadikan masjid sebagai cikal bakal lahirnya radikalisme.
"Saya berharap teman-teman harus cinta masjid, jadilah takmir di sana, muadzin, imam dan yang terpenting jadikan masjid sebagai gerakan cinta tanah air," pesan Imam Nahrawi.
Para pelajar, pemuda dan remaja masjid berkomitmen besar untuk membersikah benih-benih radikalisme di masjid. Remas Al Akbar mengajak para OKP pelajar mulai dari IPNU, IPM dan PII untuk memerangi radikalisme di masjid atau di sekolah.
"Gerakan ini muncul setelah peristiwa pengeboman mengatasnamakan Islam secara beruntut di Jakarta, Surabaya, Sidoarjo dan Pekanbaru Riau, dan para pelakunya masih berusia remaja dan masih duduk di bangku sekolah," kata A Ainun Najib Ketua Remas Al Akbar Surabaya. (ATH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H