Mohon tunggu...
Alva Air
Alva Air Mohon Tunggu... -

Just read n read

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Review Masa Lalu IV: "….Nggak Mungkin Aku Merawanin Kamu..”

21 Februari 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:55 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tiriring ting tiriring ting tiriring ting ting… Ponselku berdering. Nomor tak dikenal, hmm siapa ya.. “Halo..”. Terdengar suara laki-laki menjawab di ujung sana.

“Siapa nih?” tanyaku.

“Ini aku, yang kemarin ngobrol sama kamu”.. ah, jangan-jangan yang ngobrol via YM kemarin ya. Wah, dari suaranya terdengar seperti bapak-bapak, atau paling tidak usia sudah di atas 45an.

“oh ya? Ada perlu apa nih?”, tanyaku.

“Ya aku cuma pengen mastiin kalo kamu itu memang ada dan bener-bener cewek, bukan abal-abal, bla bla bla dst…”. Percakapan pun berlangsung lumayan lama. Untuk ukuran bapak-bapak cara bicaranya cukup oke, nggak terlalu lebay, biasa aja dan sialnya aku suka laki-laki dewasa jadi keterusan deh obrolan nggak jelasnya. Menurutnya aku enak diajak ngobrol, terutama suaraku, katanya enak didenger (wekk..). Setelah telpon pertama dia bilang akan menelpon lagi besok.

Sekitar jam 12 siang keesokan harinya dia menelpon lagi. Kali ini dia lebih berani melancarkan pancingan dan kata-kata manis. Dia bilang dia bekerja di sebuah rumah produksi dan dia mengepalai bagian advertising. Ya mana aku ngerti lah, mau advertising kek mau apa kek, emang keuntungan buat aku apa..?? Herman deh nih orang, sejauh ini aku rasa tanggapanku biasa aja dan sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak lepas kontrol. Lagipula, dia bukannya sudah lihat kalau fotoku berjilbab? Ah..nggak ngaruh kayanya buat orang ini..

Hari ketiga di jam yang sama kembali dia menelponku.

Setelah basa-basi dia mulai mempromosikan betapa oke dirinya, selanjutnya dia mulai merayu, “Tau nggak, kamu itu tipeku bangett.. aku sangat suka perempuan seperti kamu. Wajahmu yang bulat putih bersih, senyummu manis, dan yang terutama suaramu itu loh… aahh…bikin aku nggak bisa tidur terngiang-ngiang terus di telingaku..”.

Sabar..sabar.., batinku.

“ah..bapak bisa aja, terima kasih ya, saya anggap itu pujian lho..”

“hahaha… oya, aku besok ke Bandung loh, ada sedikit urusan di sana. Gimana kalau kita ketemuan… mmm kamu tau hotel savoy homan? Besok aku nginep di sana.. gimana?”

“Gimana apanya pak?”, tanyaku bengong.

“Ya itu, gimana kalau kita ketemuan di hotel itu? Sekitar jam 6 sore urusanku sudah selesai jadi kita bisa ketemuan sekitar jam 7. Ayolah, kamu bisa kan?”

Waduh… “Lah..terus memangnya kalau kita sudah ketemuan terus mau apa pak?”, lanjutku belagak bego.

“Ah kamu ini, ya kan banyak yang bisa kita lakukan. Kita bisa makan bareng, jalan-jalan liat kota bandung di malam hari, terus dilanjutin ngobrol-ngobrol aja di kamar..” jawabnya.

Alamak..! ngobrol-ngobrol aja pake di kamar…

“Yaaa…bapak ini lucu, wong acara ngobrol-ngobrol kok di kamar, mana enak..?”, pancingku.

“Ya kalau gitu kita bikin acara yang lebih enaklah di kamar, pasti oke kan..haha..”

“misalnya..?”, ayoo sebutkan apa maumu..

“Kita kan bisa saling mengeksplor satu sama lain.. Kalau kamu belum mengerti akan kuajari, anggap saja kursus pra nikah…ya…”

“Kur..sus.. pranikah..??” jantungku jadi berdegup kencang menahan luapan amarah, tanganku mulai berkeringat dingin.

“iya, anggap saja kursus pra nikah. Ayolah, hanya satu malam.. Aku janji nggak macam-macam… Nggak mungkin aku merawanin kamu. Nggak perlu sampai masuk, kita main aman aja… Yaa anggap aja ini satu sesi pelajaran foreplay… Gimana? Oke kan?”, desaknya.

“Apa perlu besok aku jemput di kosan kamu?”

Seandainya dia ada di depanku saat itu mungkin kaki dan tanganku sudah melayang ke mukanya.

“Ayolah sayang… sudah lama aku mengidamkan perempuan sepertimu. Pokoknya kamu itu tipeku banget.. percaya deh sama aku, aku jamin kamu pasti nanti juga akan menikmati. Jangan takut sayang, kita main kering aja, paling banter sampe petting doang kok.. Kamu mau kan..? Besok mau dijemput di mana?”

Fffiuuhhhh…. Aku sudah tidak sanggup lagi mendengar kelanjutannya…

“Mau tau jawaban saya pak…?”, ucapku dengan suara lembut.

“Ya iyalah… Kamu pasti mau kan..?”, jawabnya bersemangat.

“FUCK YOU ASS HOLE..!!!!!!!” tutt tutt tutt…. Segera kumatikan ponselku.

Anj*****tt… Baru kali ini aku di tawar orang.. Yee, emang aku perempuan apapun..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun