Mohon tunggu...
Aluska Alus
Aluska Alus Mohon Tunggu... -

the deeper wisdom bringing in its own way the special request to pass

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bule Hunter (Cara Sopan Menikmati Erotisme)

10 September 2014   17:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya terkikik tertahan, ketika kemudian para wanita itu tidak dapat menyembunyikan perasaannya masing masing ketika mengetahui wanita itu kemudian bercerai. Disini, tragisnya, saya dapat jelas melihat kilau kepuasan di mata para wanita itu. Mereka, memang, berusaha menyembunyikan kepuasan akan perceraian teman wanita mereka itu. Walau mereka berusaha keras membungkusnya dengan kata kata yang terdengar penuh simpati. "Kasihan ya, padahal dia sudah jadi wanita baik baik lho, tapi koq bisa begitu, meninggalkan suami dan anak anak untuk pria tua, paranormal."

Wanita itu, tanpa pikir panjang, meninggalkan anak anak dan suaminya demi seorang paranormal yang pernah mendapat pekerjaan dari suaminya. Apakah paranormal tua itu ganteng dan kaya. Tidak. Malah salah seorang dari para wanita itu, yang masih berhubungan dengannya, sempat sempatnya ke rumah wanita itu. Si wanita itu, tak mampu menyembunyikan emosi kemenangan. Akhirnya.  Dia berbagi cerita: "Rumahnya seperti gubuk, jauh dari jalan raya. Listriknya saja remang remang."

Setelah berpanjang kata kisah ini berjalan, bukan wanita itu yang menjadi substansinya.

Tapi, tentang, seks. Fantasi erotisme.

Wanita itu di masa mudanya bisa dikatakan memiliki fantasi erotisme yang pasti tidak jauh berbeda dengan teman temannya. Hanya, dia, memiliki dorongan, entah apa itu, kemudian menjadi lebih berani, memanifestasikannya. Dengan bule.

Kenapa harus dengan bule? Lebih aman, mungkin.

Jelas aman, karena para pria bangsa kita amat sangat munafik. Mereka doyan perempuan, sembarang perempuan, bahkan lebih dari bule. Tapi dengan keegoan yang sangat tinggi, khas pria Indonesia, mereka dengan mudah melemparkan tuduhan wanita yang berani tidur dengan para pria sebelum pernikahan adalah wanita murahan. Para pria Indonesia tetap menuntut wanita baik baik. Wanitanya juga begitu. Tetap tersembunyi pikiran pikiran nakal itu rapat rapat.

Dengan sikap bermoralnya, para pria Indonesia akan cepat menilai begitu rendah para wanita yang berani memperlihatkan nafsunya. Seraya, mereka pun, sigap memanfaatkan kesempatan memuaskan nafsunya mencari para wanita seperti itu untuk menikmati erotisme paling bejat yang ada dalam pikiran para pria.

Siapa, sekarang, yang berani mengatakan bahwa erotisme yang berkeliaran di pikiran pria dan wanita berbeda? Caranya saja, mungkin, berbeda. Kualitasnya, sama. Tergantung manifestasinya, karena mereka juga ingin tetap menyandang status sebagai wanita dan pria baik baik.

Saya, mengira, itu sebabnya wanita Indonesia mencari bule. Bule hunter. Karena, di bawah sadarnya sudah terkompatibilitas seperangkat moral. Wanita itu tahu, jika dia melakukannya dengan para pria Indonesia, maka dia akan dengan cepat dituduh bejat. Pria Indonesia sangat suka menampilkan citra mereka para pria bermoral. Tampil seakan tidak berdosa. Apalagi para wanitanya. Tuntutan tradisi, budaya kita. Agama!!!!

Yang saya bicarakan adalah teman wanita dari sekumpulan wanita baik baik itu. Tentu, ini berbeda, dengan para wanita dan  pria antar bangsa yang saling jatuh cinta dan menikah baik baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun