Mohon tunggu...
Alur Ceria
Alur Ceria Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Tenggelamlah kamu ke dalam lautan Alur Ceria. Sebuah cerita yang berharap akan berakhir menjadi Alur Ceria.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sofa Tua Merah

6 Juli 2024   13:25 Diperbarui: 6 Juli 2024   13:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut ruang kamarku,
aku mencoba mengistirahatkan pikiranku dari badai yang tak hendak berlalu.
Diam sejenak,
menenangkan batin yang riuh.

Di manakah aku berpijak
saat riuh badai menghampiri?

Sofa tua berwarna merah,
Mungkin, usianya sudah lebih dari 10 tahun.
Namun, ia masih gagah untuk ku singgahi.

Setiap kali badai itu hadir,
Aku akan selalu berada disana,
meredamkannya.

Tenang nan damai,
melihat langit-langit kamar
yang semakin hari, semakin pudar warnanya.
Tetapi .... yang pudar bukan hanya cat langit-langit itu.
Ku rasa .... hati ini pun.

Kemelekatan itu perlahan sirna.
Semua rasa tiba saja hilang.
Entah pergi kemana.
Mungkin terbawa badai,
dan terserap oleh keajaiban sofa tua merah ini.

Alur Ceria

Kamarku, 25 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun