Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun penuh tantangan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Beberapa ancaman besar yang perlu diwaspadai antara lain kenaikan tarif PPN, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, kenaikan tarif BBM, dan ketidakstabilan geopolitik yang mempengaruhi rantai pasok global.
Pertama, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini diamanatkan oleh Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara. Namun, kenaikan ini juga berpotensi menambah beban masyarakat dan pelaku usaha.
Kedua, iuran BPJS Kesehatan diperkirakan akan naik untuk menyeimbangkan neraca keuangan BPJS yang terbebani oleh klaim yang besar. Kenaikan ini diperlukan untuk memastikan keberlanjutan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, meskipun akan menambah beban finansial bagi peserta BPJS.
Ketiga, pemerintah berencana memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), yang akan menyebabkan kenaikan tarif BBM pada tahun 2025. Langkah ini diambil untuk mengurangi beban anggaran negara, namun akan berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan harga barang-barang kebutuhan pokok.
Keempat, ketidakstabilan geopolitik global, termasuk eskalasi antara Amerika Serikat dan China, konflik di Timur Tengah, dan perang Rusia-Ukraina, dapat mengganggu rantai pasok global. Ketegangan ini berpotensi mempengaruhi ketersediaan dan harga barang-barang impor, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian nasional.
Dengan berbagai ancaman ini, pemerintah dan masyarakat perlu bersiap dan beradaptasi untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sosial di tengah situasi yang tidak menentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H