Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kematian di Balik Cermin

18 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 18 Agustus 2024   09:19 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luna baru saja mewarisi rumah tua milik neneknya yang baru saja meninggal dunia. Rumah tersebut berdiri di pinggir kota, terbungkus dalam kabut tebal yang membuatnya tampak seperti sosok dalam mimpi yang tersisa. Ketika Luna memasuki rumah itu untuk pertama kalinya, suasana hening dan debu yang menyelimuti setiap sudut menciptakan aura misteri yang menenangkan sekaligus mengerikan.

Di ruang tamu yang gelap, Luna menemukan sebuah cermin antik yang menonjol dari dekorasi yang serba usang. Cermin itu berdiri dengan gagah di atas rak kayu yang sudah lapuk. Bingkai cermin yang terbuat dari kayu gelap dengan ukiran rumit menambah kesan magis dan mistis pada objek tersebut. Luna merasakan dorongan yang tidak bisa dijelaskan untuk mendekatinya dan menyentuh permukaan cermin yang kotor.

Malam pertama di rumah neneknya, Luna tertidur dengan perasaan aneh yang tidak bisa diabaikan. Ketika malam semakin larut, ia terbangun oleh suara berbisik lembut yang tampaknya datang dari arah cermin. Luna membuka mata dan melihat cermin itu memantulkan cahaya redup dari lampu tidur. Namun, di dalam pantulannya, ia melihat sesuatu yang tidak ada di kamar itu: wajah-wajah asing yang tampaknya sedang berusaha menyampaikan sesuatu.

Rasa penasaran Luna semakin mendalam, dan keesokan harinya ia memutuskan untuk membersihkan cermin itu. Saat ia mengelap permukaan cermin dengan kain lembut, bayangan-bayangan samar mulai muncul. Luna mulai melihat potongan-potongan gambar dari masa lalu---pemandangan dari sebuah rumah yang sama tetapi lebih hidup, dengan orang-orang yang mengenakan pakaian dari era yang jauh berbeda.

Dengan setiap malam yang berlalu, pantulan cermin semakin jelas dan menakutkan. Luna melihat gambar seorang wanita yang tampaknya terjebak dalam penderitaan, meronta-ronta di ruang yang sama dengan cermin. Ia juga melihat potongan-potongan adegan kekacauan dan kematian---kekacauan yang sepertinya berlangsung bertahun-tahun yang lalu.

Keberanian Luna mendorongnya untuk menyelidiki lebih dalam. Ia menemukan buku harian tua di loteng yang dulunya milik neneknya. Buku harian itu mengungkapkan kisah tragis keluarga yang telah lama hilang dari sejarah. Nenek Luna, yang ternyata adalah seorang pelacur di masa lalu, terjebak dalam peristiwa tragis yang melibatkan pembunuhan dan pengkhianatan. Cermin itu, menurut buku harian tersebut, adalah benda terkutuk yang menyimpan jiwa-jiwa mereka yang mati secara tragis dan mencoba berkomunikasi dengan dunia luar.

Luna menyadari bahwa cermin itu bukan sekadar benda antik. Cermin tersebut adalah jendela ke masa lalu yang penuh dengan kematian dan penderitaan. Setiap malam, ketika Luna tidur, cermin itu menghisap energi dan jiwa-jiwa yang terjebak di dalamnya, menghidupkan kembali tragedi yang terjadi di masa lalu. Luna merasa terjebak dalam permainan kegelapan yang tidak bisa ia hindari.

Dalam keputusasaannya untuk mengakhiri penderitaan yang telah mengerikan neneknya, Luna mencari cara untuk memutuskan ikatan antara cermin dan jiwa-jiwa terperangkap. Namun, setiap usaha yang ia lakukan malah membuat cermin semakin kuat dan pantulan di dalamnya semakin menakutkan. Luna akhirnya mengetahui bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri kutukan itu adalah dengan mengorbankan dirinya sendiri---sebuah pengorbanan untuk menghentikan siklus kematian yang tidak berujung.

Ketika Luna berdiri di depan cermin, ia merasa kedamaian yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tahu bahwa dengan masuk ke dalam cermin, ia akan menjadi bagian dari kisah yang mengerikan dan abadi. Dengan satu tarikan napas terakhir, Luna melangkah ke dalam cermin, menghilang dari dunia nyata dan menjadi bagian dari tragedi yang selama ini ia usahakan untuk selesaikan.

Cermin itu, kini kosong dan hening, berdiri sebagai saksi bisu dari tragedi yang terputus, menunggu generasi berikutnya untuk mengungkap misteri dan menghadapi kegelapan yang tersembunyi di balik pantulannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun