Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Desiran Angin dibalik Lembah Sunyi

15 Agustus 2024   04:30 Diperbarui: 15 Agustus 2024   05:04 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah lembah yang jauh dari keramaian kota, tersembunyi sebuah tempat yang tak tersentuh oleh hiruk pikuk manusia. Lembah itu, dengan segala keindahannya yang memukau, menjadi saksi bisu dari cerita-cerita yang terlupakan oleh waktu. Pohon-pohon tinggi menjulang, menyelimuti lembah dengan rimbunnya dedaunan yang hijau. Aliran sungai yang jernih mengalir perlahan, menambah kedamaian yang tak tertandingi di tempat itu. Namun, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar keindahan alamnya—sebuah misteri yang menyelimuti lembah sunyi ini.

Di sinilah hidup seorang pria tua bernama Pak Arif. Ia adalah penjaga lembah, orang terakhir yang tinggal di sana setelah penduduk lainnya pergi meninggalkan tempat itu puluhan tahun lalu. Pak Arif bukan hanya sekadar penjaga; ia adalah pelindung dan pengingat dari segala rahasia yang terkubur dalam lembah tersebut. Setiap hari, ia berjalan mengelilingi lembah, merawat tanaman, dan menjaga kebersihan aliran sungai. Meskipun usianya sudah lanjut, semangatnya tetap muda, seolah-olah alam memberikan kekuatan yang tak terlihat.

Suatu pagi yang cerah, angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Desirannya seakan-akan membawa pesan dari masa lalu. Pak Arif merasakan sesuatu yang berbeda, sebuah panggilan dari lembah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia memutuskan untuk mengikuti arah angin itu, membiarkan dirinya terbawa oleh hembusan yang seolah-olah memandunya ke suatu tempat yang belum pernah ia jelajahi.

Langkah demi langkah, Pak Arif berjalan menuju bagian terdalam lembah. Di sana, tersembunyi sebuah gua yang tertutup oleh dedaunan lebat. Gua itu tampak seperti tempat yang tidak ingin ditemukan, seolah-olah alam sendiri berusaha melindungi apa yang ada di dalamnya. Namun, dorongan hati Pak Arif tak bisa ditahan. Ia merasakan bahwa inilah tujuan dari hidupnya, menemukan apa yang disembunyikan oleh lembah sunyi ini.

Dengan langkah hati-hati, ia memasuki gua. Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah kecil di dinding gua menciptakan pemandangan yang magis. Pak Arif melangkah semakin dalam, hingga ia menemukan sebuah ruangan besar yang dipenuhi oleh kristal-kristal bercahaya. Cahaya kristal tersebut memantul ke segala arah, menciptakan pemandangan yang begitu indah, hampir tidak nyata.

Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah batu besar yang di atasnya terukir tulisan-tulisan kuno. Pak Arif mendekati batu itu dan membaca tulisan yang hampir tidak lagi bisa terbaca. Tulisan itu menceritakan tentang seorang raja bijak yang pernah memerintah daerah tersebut. Raja itu, yang dikenal dengan kebijaksanaannya, memiliki kekuatan untuk berbicara dengan alam. Ia bisa mendengar suara angin, memahami pesan dari pohon-pohon, dan merasakan emosi dari setiap makhluk hidup di lembah.

Namun, kekuatan itu membuat sang raja semakin menyadari betapa rapuhnya keseimbangan alam. Ia melihat masa depan yang suram, di mana manusia akan merusak alam demi keserakahan. Untuk melindungi lembah ini, raja membuat sebuah perjanjian dengan alam. Sebagai balasannya, ia mengorbankan dirinya, mengurung jiwanya dalam kristal-kristal di gua ini. Jiwa raja kini menjadi bagian dari lembah, melindunginya dari segala bahaya yang datang.

Pak Arif terpana. Ia akhirnya mengerti mengapa ia merasa terhubung dengan lembah ini sepanjang hidupnya. Bukan hanya karena ia lahir dan besar di sini, tapi karena jiwa raja itu telah memanggilnya. Jiwa yang sama yang kini meminta bantuannya untuk menjaga lembah dari kehancuran.

Dengan tekad yang kuat, Pak Arif keluar dari gua, membawa serta pesan dari raja. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melanjutkan tugas raja, menjaga keseimbangan dan melindungi lembah ini dari apapun yang mencoba merusaknya. Sejak saat itu, lembah sunyi itu menjadi lebih hidup, seolah-olah merasakan kembali kehadiran sang raja dalam jiwa Pak Arif.

Waktu terus berlalu, tetapi Pak Arif tetap setia pada janjinya. Hingga akhir hayatnya, ia menjaga lembah dengan sepenuh hati, memastikan bahwa keindahan dan kedamaian yang ia temukan di balik desiran angin akan tetap lestari. Dan ketika suatu hari angin berhenti berhembus, Pak Arif tahu bahwa tugasnya telah selesai. Dengan tenang, ia berbaring di bawah pohon yang rindang, membiarkan dirinya menjadi bagian dari lembah yang ia cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun