Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketegangan Nuklir di Asia Tenggara

13 Agustus 2024   14:42 Diperbarui: 13 Agustus 2024   14:47 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : CNBC Indonesia (https://www.cnbcindonesia.com/) - Sebuah kapal selam.

Ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik semakin meningkat, terutama dengan adanya kemitraan AUKUS yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Kemitraan ini mencakup pengembangan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia, yang menimbulkan kekhawatiran di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Indonesia dan Malaysia telah menyuarakan keprihatinan mereka mengenai perkembangan ini, mengingat Asia Tenggara telah lama menjadi zona bebas senjata nuklir sejak 1971. Indonesia mendorong dialog damai dan menghormati hukum internasional untuk menjaga stabilitas kawasan.

Kemitraan AUKUS diumumkan pada September 2021 dan bertujuan untuk memperkuat aliansi strategis di kawasan Indo-Pasifik. Salah satu komponen utama dari kemitraan ini adalah pengembangan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan militer negara tersebut dalam menghadapi ancaman di kawasan. Namun, langkah ini memicu kekhawatiran di antara negara-negara Asia Tenggara, yang khawatir bahwa kehadiran kapal selam bertenaga nuklir dapat memicu perlombaan senjata dan meningkatkan ketegangan di kawasan.

Indonesia, sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara, telah mengambil sikap tegas terhadap perkembangan ini. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa kehadiran kapal selam bertenaga nuklir di kawasan dapat mengancam stabilitas dan perdamaian yang telah lama dijaga. Indonesia juga menekankan pentingnya menghormati hukum internasional, termasuk Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), yang melarang pengembangan, penempatan, dan penggunaan senjata nuklir di kawasan tersebut.

Selain itu, Indonesia juga mendorong dialog dan diplomasi sebagai solusi untuk mengatasi ketegangan yang ada. Pemerintah Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk membahas perkembangan ini dan mencari solusi yang dapat menjaga stabilitas kawasan. Indonesia juga mengajak negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia untuk berdialog dan mencari solusi damai yang dapat diterima oleh semua pihak.

Malaysia juga menyuarakan keprihatinan serupa. Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa kehadiran kapal selam bertenaga nuklir di kawasan dapat mengancam keamanan dan stabilitas regional. Malaysia juga menekankan pentingnya menghormati hukum internasional dan menjaga kawasan Asia Tenggara sebagai zona bebas senjata nuklir. Pemerintah Malaysia juga mendorong dialog dan diplomasi sebagai solusi untuk mengatasi ketegangan yang ada.

Di sisi lain, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia berpendapat bahwa kemitraan AUKUS bertujuan untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Mereka berpendapat bahwa kehadiran kapal selam bertenaga nuklir dapat meningkatkan kemampuan militer Australia dalam menghadapi ancaman di kawasan, termasuk dari negara-negara seperti China yang semakin agresif dalam memperluas pengaruhnya di kawasan. Mereka juga menekankan bahwa kemitraan AUKUS tidak bertujuan untuk memicu perlombaan senjata atau meningkatkan ketegangan di kawasan, melainkan untuk menjaga keamanan dan stabilitas regional.

Namun, kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara tidak dapat diabaikan. Kehadiran kapal selam bertenaga nuklir di kawasan dapat memicu ketegangan dan meningkatkan risiko konflik. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk berdialog dan mencari solusi damai yang dapat menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan. Indonesia dan Malaysia, sebagai negara-negara yang paling vokal dalam menyuarakan keprihatinan mereka, dapat memainkan peran penting dalam mendorong dialog dan diplomasi di kawasan.

Selain itu, penting juga untuk memperkuat kerjasama regional dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. ASEAN, sebagai organisasi regional yang terdiri dari negara-negara Asia Tenggara, dapat memainkan peran penting dalam mengatasi ketegangan yang ada. ASEAN dapat menjadi platform untuk berdialog dan mencari solusi damai yang dapat diterima oleh semua pihak. Selain itu, ASEAN juga dapat memperkuat kerjasama dalam bidang keamanan dan pertahanan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.

Dalam menghadapi ketegangan yang ada, penting bagi semua pihak untuk menghormati hukum internasional dan menjaga kawasan Asia Tenggara sebagai zona bebas senjata nuklir. Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) harus dihormati dan dijaga agar kawasan tetap aman dan stabil. Selain itu, penting juga untuk mendorong dialog dan diplomasi sebagai solusi untuk mengatasi ketegangan yang ada. Semua pihak harus berkomitmen untuk mencari solusi damai yang dapat menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan.

Dalam kesimpulannya, ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik semakin meningkat dengan adanya kemitraan AUKUS yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Kehadiran kapal selam bertenaga nuklir di kawasan menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Indonesia dan Malaysia telah menyuarakan keprihatinan mereka dan mendorong dialog serta diplomasi sebagai solusi untuk mengatasi ketegangan yang ada. Penting bagi semua pihak untuk menghormati hukum internasional dan menjaga kawasan Asia Tenggara sebagai zona bebas senjata nuklir. Selain itu, penting juga untuk memperkuat kerjasama regional dalam menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan. Dengan dialog dan diplomasi, diharapkan ketegangan yang ada dapat diatasi dan kawasan Indo-Pasifik dapat tetap aman dan stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun