Nyoman Nuarta, desainer terkenal di balik Patung Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), baru-baru ini memberikan tanggapan terhadap tudingan bahwa patung tersebut memiliki kesan mistis dan gelap. Kritik ini bukanlah hal baru bagi Nyoman, yang telah terbiasa menerima berbagai macam kritik sejak masa kuliahnya, termasuk saat mendesain Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Nyoman menegaskan bahwa kritik yang mengaitkan desain patung dengan isu agama tidak relevan dan bisa menyinggung pihak lain. Ia berharap kritik yang diberikan lebih fokus pada aspek desain dan estetika tanpa membawa-bawa agama. Menurutnya, setiap karya seni memiliki interpretasi yang berbeda-beda, dan penting untuk melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas.
Warna patung yang dianggap gelap oleh beberapa pihak sebenarnya akan berubah menjadi biru toska melalui proses oksidasi, mirip dengan patung GWK. Nyoman menjelaskan bahwa perubahan warna ini adalah bagian dari proses alami yang akan memberikan karakter unik pada patung tersebut seiring berjalannya waktu. Ia juga menekankan bahwa desain Istana Garuda harus berbeda dan mencerminkan ciri khas bangsa, bukan hanya sekadar mengikuti tren atau ekspektasi tertentu.
Nyoman juga berbicara tentang pentingnya memahami konteks dan tujuan dari setiap karya seni. Patung Garuda di IKN, menurutnya, dirancang untuk menjadi simbol kebanggaan nasional dan identitas budaya yang kuat. Ia berharap masyarakat dapat melihat nilai-nilai ini dalam desain patung tersebut, daripada terfokus pada aspek-aspek yang bersifat spekulatif dan tidak berdasar.
Selain itu, Nyoman mengajak masyarakat untuk lebih terbuka terhadap berbagai interpretasi seni. Ia percaya bahwa seni adalah medium yang dinamis dan selalu berkembang, dan setiap orang berhak memiliki pandangan dan pendapatnya sendiri. Namun, ia juga menekankan pentingnya memberikan kritik yang konstruktif dan berbasis pada pemahaman yang mendalam tentang seni dan budaya.
Dalam menanggapi kritik yang ada, Nyoman juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mereka yang telah mendukung dan memahami visinya. Ia merasa bahwa dukungan ini sangat berarti dan memberikan motivasi untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi bangsa. Nyoman berharap bahwa dengan dialog yang terbuka dan konstruktif, masyarakat dapat lebih menghargai dan memahami karya seni yang ada di sekitar mereka.
Kontroversi mengenai Patung Garuda di IKN ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam dunia seni. Nyoman Nuarta, dengan pengalamannya yang luas dan dedikasinya terhadap seni, memberikan contoh bagaimana seorang seniman dapat merespons kritik dengan bijaksana dan tetap fokus pada visi dan tujuan yang lebih besar. Ia mengajak kita semua untuk melihat seni sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai pandangan dan budaya, dan untuk selalu mencari makna yang lebih dalam di balik setiap karya seni.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H