Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kegelapan di Balik Jendela Kecil

8 Agustus 2024   03:20 Diperbarui: 8 Agustus 2024   03:32 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Erwanto Khusuma - (innocent-nightmare.tumblr.com)

Di sebuah desa yang terletak jauh dari keramaian kota, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Rumah itu berdiri di pinggir jalan setapak, dikelilingi oleh pepohonan tinggi yang membuatnya tampak lebih menyeramkan di bawah sinar bulan purnama. Rumah tersebut dikenal dengan cerita-cerita menyeramkan yang mengelilinginya, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu apa yang tersembunyi di dalamnya.

Malam itu, angin dingin berhembus di sekitar desa, dan langit yang gelap membuat suasana semakin mencekam. Meskipun demikian, seorang pemuda bernama Arif merasa dorongan tak tertahan untuk mengeksplorasi rumah tua itu. Dia mendengar cerita-cerita tentang jendela kecil yang selalu menampilkan cahaya samar di malam hari, meskipun rumah itu sudah lama tidak berpenghuni. Arif, yang selalu penasaran dengan hal-hal gaib, memutuskan untuk mengunjungi rumah itu.

Dengan senter di tangan, Arif berjalan menuju rumah tua itu. Pintu kayu yang usang berderit ketika dia membukanya, dan udara dingin menyambutnya dengan semangat dingin yang menyelimuti tubuhnya. Arif melangkah masuk, menyusuri koridor gelap yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba. Tiba-tiba, dia merasakan kehadiran lain di dalam rumah itu, seolah sesuatu yang tak terlihat mengawasinya dari kegelapan.

Saat dia mendekati jendela kecil yang menjadi pusat cerita, Arif merasakan denyut jantungnya meningkat. Jendela kecil itu terletak di sudut ruangan yang hampir tidak pernah diterangi oleh cahaya matahari. Arif melihat ke luar melalui jendela dan mendapati bahwa malam itu sangat gelap, hanya sedikit cahaya bulan yang menembus sela-sela pepohonan.

Namun, ketika Arif menoleh ke dalam ruangan, dia melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Di balik jendela kecil, bayangan gelap tampak bergerak dengan perlahan. Bayangan itu tampak seperti sosok manusia yang membungkuk, namun tidak sepenuhnya berbentuk jelas. Arif mencoba untuk melihat lebih dekat, tetapi bayangan itu menghilang secepat itu muncul.

Merasa semakin cemas, Arif memutuskan untuk memeriksa jendela kecil dari luar rumah. Dia keluar dari ruangan dan berjalan menuju jendela kecil yang dikelilingi oleh tanaman liar. Ketika dia memeriksa jendela dari luar, dia melihat bahwa tidak ada cahaya dari dalam rumah yang tampak keluar. Jendela itu tampak sepenuhnya tertutup oleh kegelapan yang tebal.

Dengan rasa penasaran dan sedikit ketakutan, Arif memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah. Dia merasa seolah ada sesuatu yang menariknya lebih dekat ke jendela kecil itu. Ketika dia memasuki ruangan itu lagi, Arif merasa ada hawa dingin yang menyentuh kulitnya, membuat bulu kuduknya meremang.

Di tengah ruangan, Arif mendengar suara bisikan lembut yang terdengar seperti teriakan yang tertekan. Dia mencari sumber suara itu dan menemukan sebuah buku tua yang tergeletak di atas meja kayu yang berdebu. Buku itu tampaknya sangat usang dan hampir hancur, tetapi Arif tidak dapat menahan rasa ingin tahunya untuk membukanya.

Saat dia membuka buku itu, Arif menemukan halaman-halaman yang penuh dengan tulisan tangan yang tidak bisa dia baca. Tiba-tiba, suara gemerincing di luar ruangan membuatnya terkejut. Arif melihat ke arah jendela kecil dan melihat sesuatu yang membuatnya tak percaya: sebuah tangan putih pucat terulur keluar dari kegelapan di balik jendela, seolah meminta bantuan.

Arif merasakan panik menguasai dirinya. Dia mencoba untuk membuka jendela kecil dari dalam, tetapi jendela itu tidak bergerak. Tangan di luar jendela semakin mendekat, dan Arif merasa ketakutan yang mendalam. Dalam keadaan terdesak, Arif memutuskan untuk meninggalkan rumah itu secepat mungkin.

Dia melarikan diri keluar dari rumah tua itu, merasa lega saat udara dingin malam menyambutnya. Namun, ketika dia melihat kembali ke arah rumah itu, dia menyadari bahwa jendela kecil itu kini tertutup rapat, dan tidak ada tanda-tanda adanya tangan yang muncul lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun