Mohon tunggu...
Alun Riansa Pakaya
Alun Riansa Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang antusias menulis, mengeksplorasi ide-ide baru dan mengembangkan kreativitas melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Keberpihakannya yang Membuat Algoritma Menjadi Tidak Adil

28 Juli 2024   23:33 Diperbarui: 28 Juli 2024   23:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.    Pengantar

Kecerdasan Buatan (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan modern, mempengaruhi berbagai sektor seperti kesehatan, transportasi, dan keuangan. Meskipun menawarkan banyak manfaat, AI juga membawa tantangan signifikan, salah satunya adalah keberpihakan yang melekat pada algoritma. Keberpihakan ini dapat menyebabkan ketidakadilan dalam berbagai aplikasi AI, mulai dari rekrutmen kerja hingga penegakan hukum.

Isu keberpihakan dalam AI bukanlah masalah baru. Banyak studi menunjukkan bahwa algoritma AI sering kali mencerminkan bias yang ada dalam data pelatihan mereka. Misalnya, jika data pelatihan lebih condong pada satu kelompok demografis tertentu, hasil yang dihasilkan AI juga cenderung menguntungkan kelompok tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang keadilan dan etika dalam penggunaan AI.

Penting untuk memahami bahwa keberpihakan dalam AI bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah sosial dan etika. Algoritma yang tidak adil dapat memperkuat ketidakadilan yang sudah ada di masyarakat, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus. Oleh karena itu, penting bagi pengembang dan pengguna AI untuk menyadari dan mengatasi masalah ini.

2.    Sumber Keberpihakan dalam AI

Salah satu sumber utama keberpihakan dalam AI adalah data pelatihan yang tidak representatif. Algoritma AI belajar dari data yang diberikan kepada mereka, dan jika data tersebut tidak mencerminkan keragaman populasi yang sesungguhnya, hasil yang dihasilkan akan bias. Misalnya, jika sebuah sistem AI dilatih dengan data yang sebagian besar berasal dari satu kelompok etnis, kemungkinan besar sistem tersebut akan menghasilkan keputusan yang menguntungkan kelompok tersebut.

Selain data yang tidak representatif, keberpihakan juga bisa muncul dari asumsi yang digunakan dalam pengembangan algoritma. Pengembang AI mungkin secara tidak sengaja memasukkan bias mereka sendiri ke dalam model, baik melalui pilihan fitur yang digunakan maupun melalui penentuan parameter model. Asumsi ini, meskipun tidak disengaja, dapat menyebabkan ketidakadilan dalam hasil yang dihasilkan oleh AI.

Sumber lain keberpihakan adalah kurangnya transparansi dalam proses pengambilan keputusan AI. Banyak algoritma AI adalah "kotak hitam", yang berarti bahwa proses internal mereka tidak dapat diakses atau dipahami oleh pengguna. Ketidaktransparanan ini membuat sulit untuk mengidentifikasi dan mengatasi keberpihakan yang ada dalam sistem, sehingga memperkuat ketidakadilan.

3.    Dampak Keberpihakan pada Pengambilan Keputusan

Keberpihakan dalam AI dapat memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, termasuk rekrutmen kerja, peradilan, dan pelayanan publik. Dalam rekrutmen kerja, misalnya, algoritma yang bias dapat menguntungkan kandidat dari latar belakang tertentu, sementara mendiskriminasi kandidat lainnya. Hal ini dapat memperkuat ketidaksetaraan yang sudah ada di dunia kerja dan menghambat upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun