Mohon tunggu...
Fadlillah Elharomain
Fadlillah Elharomain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis itu menyenangkan apalagi jika bisa berbagi kebahagiaan.

kehidupan adalah tentang etika, estetika bersosial.

Selanjutnya

Tutup

Diary

kolaborasi organisasi keagamaan dengan kebudayaan nusantara "pewayangan"

28 Februari 2021   11:41 Diperbarui: 28 Februari 2021   20:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahad,  28 Februari 2021

Pelantikan bersama Ranting dan Komisariat IPNU/IPPNU Lumajang. Hal yang belum ada selama aku menjabat di organisasi ini.  Menyatukan oragaisasi keagaaman dengan kebudayaan nusantara "pewayangan". Pengalaman pertama sebagai ketua panitia,  penuh dengan permasalahan yang banyak menguras waktu dan tenaga.  Namun satu dan banyak hal yang dapat dipetik dari sebuah pelantikan hari ini adalah,  bahwa budaya tak terkikis meski semakin meningkatnya islam di nusantara. Sanggar taruna budaya Lumajang memberi sentuhan baru dalam keorganisasian islam,  bahwa ahlus sunnah wal jama'ah tak pernah membid'ahkan pula mengharamkan dengan mudah suatu kegiatan.  Bagaimana jika pewayangan diisi dengan kisah ajaran islam?  Bagaimana dengan pewayangan yang membawa dan berisikan tentang dakwah ajaran islam, 

img-20210228-112415-603b1e85d541df07134fd2d2.jpg
img-20210228-112415-603b1e85d541df07134fd2d2.jpg
pemuda pemudi inilah tonggak masa depan yang menyatukan agama dengan kebudayaan yang penuh dengan keindahan dan kedamaian disetiap sedikit perbedaan. tetap sesuai syari'at juga tidak meninggalkan kebudayaan asli Indonesia yang melegenda "Pewayangan". IPNU/IPPNU bersama Sanggar Taruna Budaya Lumajang inilah yang mengenalkan kepada pemuda pemudi untuk tetap melestarikan budaya dengan membawa ajaran syari'at islam. 

Namun jika melihat kembali kebelakang, nyatanya kami generasi muda bukanlah mengenalkan, melainkan lebih kepada melestarikan budaya agar tetap terjaga dan tetap eksis meski drakor sudah mewabah juga banyak meracuni rekanita.

dan satu hal yang disesalkan, waktu tak memberiku kesempatan untuk berfoto bersama mereka, padahal hati sudah sangat ingin mengabadikan momen indah dan penuh kebahagiaan dalam sebuah potretan, semoga dilain kesempatan kita bisa bersua sapa kembali dengan potretan penuh keceriaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun