Mohon tunggu...
Bagas ADi
Bagas ADi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Tepatkah PKH dalam Memutuskan Rantai Kemiskinan

10 Februari 2019   11:37 Diperbarui: 8 Maret 2019   18:19 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/di olah oleh penulis

Kemiskinan menjadi sebuah momok besar dari sebuah negara berkembang seperti di Indonesia. Sebuah negara yang ingin atau dianggap sebagai negara maju, sudah seharusnya memiliki angka kemiskinan yang kecil. 

Tentunya dengan hal tersebut negara tersebut telah berhasil memberdayakan masyarakatnya, rakyatnya dengan baik. Namun, apa daya, dari tahun ke tahun, bulan ke bulan terlihat nyata bahwa kemiskinan angka kemiskinan hanya turun beberapa angka saja.

Memang berat untuk menurunkan angka kemiskinan hingga angka terkecil yaitu 0. Namun,pemerintah Indonesia tetap berupaya untuk melakukan pembenahan dengan masalah tersebut. 

Di mulai era presiden bapak Jokowi pemerintah mulai memperhatikan dengan baik masyarakat - masyarakat kecil. Di bantu dengan menterinya yang bergerak dalam bidang sosial yaitu Kemensos melakukan sebuah program untuk memutuskan rantai kemiskinan supaya masyarakat hidup sejahtera.

Program tersebut adalah Program Keluarga Harapan atau PKH yang dimaksudkan untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung entah itu miskin atau penyandang disabilitas dan orang lanjut usia. Hingga sekarang ini, program tersebut secara gencar dilakukan oleh pemerintah pusat dengan memerintahkan perangkat daerah. Dengan begitu masyarakat bisa melakukan sosialisasi secara rutin dengan sesama penerima bantuan berupa PKH. Perkumpulan menjadi media paling penting untuk menjelaskan maksud program ini.

Dalam membantu masyarakat miskin, bantuan ini biasanya memberikan sebuah barang - barang yang bermanfaat seperti sembako atau berupa uang tunai. 

Namun, lebih baiknya bantuan diberikan dengan perantara sebuah barang sembako dengan begitu mereka bisa berfokus untuk mencari uang dengan mandiri. Uang tersebut nantinya bisa digunakan untuk keperluan lainnya, sehingga bisa membuat mereka lebih mandiri dan terlepas dari rantai kemiskinan.

Program yang digalakkan oleh pemerintah ini, sudah sepatutnya didukung oleh masyarakat luas supaya angka kemiskinan yang ada di Indonesia bisa menurun. Namun, tak hanya berfokus pada angka tersebut, pemerintah juga berkeinginan untuk masyarakat menjadi lebih sejahtera ketimbang sebelumnya. 

Walau tidak mudah, pemerintah juga perlu melakukan pembenahan terhadap sistem penerimaan siapa yang berhak menerima bantuan seperti ini yaitu PKH.

Pada awalnya, memang dilakukan sebuah pencatat oleh RT, Lurah, dan pemerintah seterusnya sehingga sampailah ke pemerintah pusat. Di sini, perlu diperhatikan, masyarakat yang sudah sepatutnya mendapatkan ini adalah orang lanjut usia, disabilitas dan orang yang benar - benar tidak mampu menurut finansial. 

Banyak orang miskin menerima bantuan PKH, namun kalau dilihat - lihat mereka memiliki barang - barang cukup mapan seperti sepada motor, emas dan lainnya.

Padahal banyak masyarakat diluar sana belum mendapatkan bantuan ini dan dari segi finansial mereka lebih rendah tingkatannya. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan tindakan pemeriksaan lebih lanjut mengenai hal ini. 

Supaya, lebih mengutamakan rakyat yang memang benar - benar kurang beruntung, baru kemudian pemerintah memberikan rakyat yang cukup miskin. Walaupun program ini sudah cukup bagus, memang masih perlu sedikit pembenahan supaya lebih baik lagi.

Jadi, harapan saya sebagai penulis supaya pemerintah memperhatikan rakyat yang benar - benar kurang mampu dari segi finansial atau psikologis-nya. Jangan sampai ada rakyat yang berkecukupan malah mendapatkan hak orang miskin, kalau sudah begini siapa yang rugi rakyat dan pemerintah pastinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun