Teman-teman semua, disini aku ingin berbagi cerita kepada kalian semua. Mungkin cerita ini tidak berarti bagi kalian semua, tapi sangat-sangat berarti bagi diriku. Kalau tidak berarti, pastinya tidak akan aku ceritakan pada kalian semua teman-teman. Jadi saya harap kalian semua membaca sampai selesai ya ceritannya, agar nantinya kalian bisa memahami tujuan dariku menulis cerita ini.
Oke, perkenalkan dulu namaku Alto Refa Chandra, bisa dipanggil Alto. Orang tuaku adalah seorang perawat, tapi entah kenapa hidupku seperti tidak terawat. Aku tidak bisa menyalahkan sepenuhnya masalah ini kepada orang tua karena ini juga disebabkan oleh kesalahanku sendiri. Pola hidupku sejak kecil bisa dibilang kurang baik teman-teman, aku suka makan-makanan yang tidak higienis, orang tua jelas tidak tahu akan hal itu, kalau tahu bisa habis dimarahi diriku.
Selain suka makan-makanan yang tidak higienis, pola makanku juga bisa dikatakan kurang baik teman-teman. Aku kadang sehari bisa tidak makan, meskipun dipaksa orang tua untuk makan, aku tetap tidak akan makan. Aku bisa dikatakan tipikel orang mamak atau kepanjangannya adalah males makan. Bukan mager ya teman-teman, kalau mager kan artinya malas gerak.
Akibat pola makan diriku yang tidak baik, berakibat buruk pada kesehatanku teman-teman, akhirnya aku kena penyakit......., hayo tebak teman-teman penyakit apa ? iya teman-teman, aku kena penyakit maag. Beruntungnya penyakit maagku ini belum akut teman-teman, jadi sungguh alhamdulillah aku masih terhindar dari yang namanya rumah sakit dan kematian.
Efek dari maag membuatku sering mual saat makan teman-teman, jangankan makan teman-teman, kadang aku saat sedang berdiam diri tidak melakukan apapun merasa mual. Parahnya mualnya itu bisa membuat diriku muntah-muntah, ketika sudah muntah-muntah, bisa dikatakan kalau hari ini maagku parah. Aku harus langsung minum obat ketika muntah-muntah teman-teman.
Kadang kala perutku rasannya juga sakit sendiri teman-teman, kadang perutku benar-benar sakit rasannya. Sampai-sampai aku tidak kuat menahannya, teman-teman pasti ada yang memiliki persepsi "lebay kakak ini". Ketika kalian memiliki persepsi seperti ini, cukup aku jawab dengan santai "apakah kalian mau mencoba sensasi ini ?, kalau kalian mau untuk mencoba sensasi ini, cukup mudah hanya dengan meniru pola hidupku saja". Ups, jangan ya teman-teman, kalian jangan sampai meniru pola hidupku, janji ya teman-teman jangan. Nanti kalian malah kena maag beneran teman-teman, kan aku nanti malah menjadi kasihan. Cukup aku saja yang kena maag teman-teman.
Nafsu makanku kadang juga hilang karena penyakit maag, kadang aku benar-benar tidak ingin makan. Memang sih sebelum terkena maag aku adalah orang yang tidak doyan makan, namun seharusnya ketika aku tau kena maag kan jadi orang yang doyan makan. Namun nyatanya nafsu makanku lebih buruk ketika aku terkena penyakit maag. Akibat nafsu makanku yang buruk, berat badanku turun drastis teman-teman.
Dulu aku benar-benar gendut, tapi setelah aku kena maag membuat badanku menjadi langsing. Jadi intinya terimakasih penyakit maag, becanda teman-teman, tidak mungkin aku bersyukur karena badanku langsing tapi harus kena penyakit maag. Ops, teman-teman yang ingin diet jangan sekali-kali menggunakan cara ini, cara ini sungguh gak baik teman-teman.
Nah kembali ke inti dari segala inti, meskipun aku terkena penyakit maag, tidak membuat puasaku menjadi terganggu. Aku berjanji dalam lubuk hati untuk tetap berusaha menjalankan ibadah puasa, meskipun aku memiliki penyakit maag. Bagiku puasa adalah hal yang sangat penting dan sangat-sangat merugikan kalau tidak dijalankan.
"Kak, kakak kan tetap nih menjalankan ibadah puasa, apa kakak tidak pernah mengalami maag kambuh ?". Alhamdulillahnya tidak pernah teman-teman, alasan utama aku tetap kuat berpuasa meskipun punya penyakit maag adalah aku mempersiapkan untuk mencegah agar maagku tidak kambuh ketika berpuasa. Jadi intinnya itu aku udah sedia payung duluan teman-teman, meskipun belum hujan ya teman-teman.
