Mohon tunggu...
Altito Asmoro
Altito Asmoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta - Copywriter | Content Writer

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film

Analisis Singkat Film "Agora" (2009)

6 Februari 2025   14:42 Diperbarui: 6 Februari 2025   14:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agora merupakan film dari Spanyol yang diterbitkan pada tahun 2009 yang menceritakan mengenai Hypatia, seorang filsuf, astronomer, dan ahli matematika pada tahun 391 AD di Alexandria, yang pada masa ini dibawah kekuasaan Kekaisaran Roma Timur, dengan jalan cerita awal mengenai sistem galaksi bumi yang awalnya merupakan sistem Ptolemaic sebagai sistem galaksi yang pertama kali dipublikasikan. namun sistem Ptolemaic masih belum sempurna karena kurangnya observasi. Hypatia berupaya menyingkap sistem galaksi bumi yang lebih tepat ditengah konflik agama antara pengikut Kristen dengan pengikut Paganisme.  Salah satu murid Hypatia, yaitu Orestes, dan Davus, yang merupakan budak dari ayahnya Hypatia, jatuh cinta akan Hypatia walaupun cinta Orestes lebih dari sekedar cinta secara fisik yang Davus arahkan kepada Hypatia. 

Pada akhirnya Hypatia mampu menyingkap sistem galaksi yang lebih tepat dengan bantuan sistem Ptolemaic, namun sayang sebelum benar-benar bisa diselesaikan konflik Paganisme dengan Kristen mencapai titk nadir tertinggi dan pecahlah konflik fisik langsung, dimana kaum Paganisme berhasil membunuh beberapa kamt Kristen sebelum akhirnya dipukul mundur oleh kaum Kristen yang berjumlah lebih banyak, walaupun pada akhirnya konflik tersebut diselesaikan atas bantuan pasukan Romawi yang memiliki kekuasaan atas Alexandria, tempat tinggal kaum Paganisme dan kaum Kristen, namun dengan syarat kaum Paganisme harus meninggalkan Alexandria, dan Hypatia hanya bisa membawa beberapa dokumen penting milik Paganisme sebelum perpustakaan agung mereka dihancurkan.

Berselang beberapa tahun kemudian, Orestes yang cintanya ditolak oleh Hypatia namun masih tetap mencintai Hypatia telah menjadi prefek/gubernur Alexandria dan membawa Hypatia di bawah perlindungannya karena dia tahu bahwa paham Hypatia yang terlalu menekankan ilmu pengetahuan dan tidak mengimbanginya dengan agama tidak berefek baik terhadap komunitas Kristen yang menjadi mayoritas di Alexandria, apalagi mengingat pengaruh mereka yang kuat di Alexandria. Dengan bantuan Orestes, Hypatia akhirnya bisa menyelesaikan sistem galaksi bumi yang lebih tepat dibandingkan dengan sistem Ptolemaic. Di saat yang sama, Davus telah menjadi anggota Parabolani, yang merupakan komunitas militan Kristen dan menjadi bagian dari kehidupan kaum pengikut Kristen. Parabolani, dengan bantuan dari Cyril, Uskup Agung Alexandria, berusaha untuk menjatuhkan Hypatia karena Hypatia berhasil mempengaruhi Orestes, membuat Orestes memusuhi Kristen karena sikap mereka yang ekstrim kepada agama yang bukan Kristen dan sikap itu tidak disukai oleh kaum Kristen, terutama Cyril sendiri. 

Suatu saat Orestes menolak mematuhi perintah Cyril untuk berlutut padanya dan menyebabkan konflik pecah antara Parabolani-Cyril dengan Orestes sebagai prefek/gubernur Alexandria. Syncrius, salah satu murid Hypatia yang sekarang telah menjadi Uskup Cyrene berusaha membantu Orestes dan Hypatia, asalkan Hypatia mau memeluk agama Kristen. Bahkan setelah berusaha dibujuk oleh Orestes, Hypatia tetap menolak memeluk agama Kristen untuk melindungi dirinya. Akhirnya dia diseret oleh Parabolani untuk dikuliti dan dirajam, namun saat mereka sedang mencari batu untuk merajam Hypatia, datanglah Davus. Davus, yang masih mencintai Hypatia membekapnya sampai Hypatia meninggal, untuk meringankan apa yang akan dilakukan Parabolani.

Analisis Agora 

Agora merupakan film yang memiliki tema sebagai film yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan namun juga menjelaskan apa yang terjadi saat ilmu pengetahuan tersebut tumbuh di tengah lingkungan agama yang menolak adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang baru, khawatir pengaruh agama mereka akan berkurang. Agora akan dianalisis dengan menggunakan metode semiotik yang merupakan metode penafsiran melalui simbolisme. Secara simbolik, Agora menjelaskan tentang sistem galaksi bumi dan planet-planet di sekitarnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun