Mohon tunggu...
Abdul Latip
Abdul Latip Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Belajar sepanjang Hayat | Lecture | alatip0212@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Integrasi Pendidikan Nilai dalam Mata Pelajaran

22 Desember 2017   17:24 Diperbarui: 22 Desember 2017   20:41 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mempelajari suatu materi pelajaran, idealnya tidak hanya sekedar mempelajari ilmunya saja. Tetapi juga mempelajari dan mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut"

Pembelajaran di Kelas merupakan momentum yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran di Kelas merupakan salah satu aktivitas yang banyak dihabiskan oleh para peserta didik ketika berada di Sekolah. Sangat disayangkan jika pembelajaran di Kelas dilewatkan tanpa dibarengi penanaman nilai-nilai karakter kepada para peserta didik.

Penanaman nilai kepada peserta didik pada pembelajaran di Kelas dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penanaman nilai secara langsung dilakukan dengan cara guru menyampaikan kalimat-kalimat mengenai nilai karakter seperti kejujuran, kedisiplinan, saling berbagi, dan nilai lainnya. Kalimat yang bisa guru sampaikan diantaranya, "mari kita budayakan berbuat jujur dalam setiap ujian", "mari tingkatkan kedisiplinan", "mari saling berbagi dan membantu yang membutuhkan" dan kalimat lainnya. Penanaman nilai secara langsung pun bisa guru lakukan dengan cara memberi contoh kepada peserta didik melalui perilaku, tutur kata dan penampilan yang baik ketika pembelajaran di Kelas berlangsung.

Penanaman nilai secara langsung dalam pembelajaran di Kelas seperti yang dipaparkan di atas pasti sudah sering dilakukan oleh para guru, namun terkadang cara tersebut kurang mengena dan menyentuh para peserta didik sehingga penanaman nilai tidak berjalan sesuai harapan. Alternatif lain untuk penanaman nilai kepada peserta didik dalam pembelajaran di Kelas adalah penanaman nilai secara tidak langsung, penanaman nilai secara tidak langsung ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai dalam suatu konsep yang sedang dipelajari. Dalam mengajarkan suatu konsep dari mata pelajaran, guru tidak hanya mengajarkan dari segi ilmunya saja, melainkan menggali dan mengarahkan para peserta didik untuk mengambil nilai-nilai yang terkadung dalam ilmu tersebut.

Penanaman nilai dengan cara mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran ini memerlukan persiapan yang matang, tidak semua guru bisa secara spontan menyampaikan nilai yang terkandung dalam suatu konsep yang sedang diajarkannya. Guru perlu menyiapkannya dengan cara mencari konsep dan menggali nilai-nilai yang sesuai yang terkandung dalam konsep tersebut, sehingga ketika pembelajaran di Kelas sedang berlangsung, guru bisa menyampaikannya kepada peserta didik dengan baik.

Sebagai contoh, dalam mempejari konsep ikatan ion dalam mata pelajaran kimia terdapat nilai sosial dan karakter yang bisa disampaikan kepada peserta didik. "Ikatan ion terjadi karena adanya gaya elektrostatik (tarik menarik) antara logam yang kelebihan ekektron (kation) dan non logam yang kekurang elektron (anion), ketika kation dan anion saling serah terima elektron maka keduanya saling melengkapi untuk mencapai kestabilan. Dari konsep ini terdapat nilai yang bisa disampaikan kepada peserta didik tentang saling memberi dan menerima antara yang kelebihan dan kekurang, yang kelebihan sudah seharusnya memberi kepada yang kekurangan sehingga satu sama lain akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan".

Begitu pun pada mata pelajaran lain, pasti banyak nilai yang terkandung dalam setiap konsepnya, hanya saja memerlukan waktu untuk menggali nilai-nilai dan menyesuaikannya dengan konsep yang akan diajarkan. Penanaman nilai dengan cara mengintegrasikan pada mata pelajaran ini diharapkan membuat peserta didik lebih terbuka hati dan pikirannya dalam menerima pendidikan nilai yang disampaikan oleh guru. Cara ini pun diharapkan membuat peserta didik lebih nyaman dalam menerima pendidikan nilai, hal ini karena penyampaiannya tidak dalam bentuk ceramah kepada peserta didik, melainkan dengan cara berpikir secara logis dan dialogis yang membuat peserta didik lebih bisa menerima dengan pemikiran yang rasional.

Penulis :

Abdul Latip

alatip0212@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun