Pada dasarnya teknologi mempunyai dampak yang baik jika dipergunakan secara tepat. Tetapi di zaman yang serba cepat ini terknologi acap kali menjadi pedang bermata dua disatu sisi  teknologi membantu mempermudah kegiatan manusia, disisi lain teknologi dapat mebuat manusia merasa tertekan karena banyak  tekanan yang ditimbulkan khususnya pada sosial media dari mulai menjadi ketergantungan menikmati konten yang dapat dinikmati melaluli gadget yang dapat digunakan serta dibawa kemana-mana.
Kita dapat mengoprasikan gadget  setiap saat bahkan 24 jam tanpa henti. Ini mengakibatkan seoalah-olah kita tidak pernah terlepas dari gadget.  Perilaku yang ditimbulkan masyarakat lambat laun mulai berubah, tidak jarang kita melihat seseorang berjalan melambat sambil memandangi gadgetnya, makan dengan tangan kiri memegang gandget, sampai ada yang berkendara dengan tetap menggunakan gadgenya.
Hampir setiap hari kita disuguhkan dengan informasi yang bisa kita nikmati melalui gadget. Sebagian orang mungkin menikmati semua informasi yang disuhugkan tapi sebagian lagi mungkin terganggu dengan bisingnya keriuhan yang ada pada gadget mereka. Kecanduan gadget ternyata dapat menimbulkan stres sehingga hal ini dapat mengganggu kesehatan mental.
Menurut penelitian yang dilakukan Cambridge International, sebuah lembaga bagian dari Cambridge University yang fokus pada sensus pendidikan global, siswa-siswi di Indonesia merupakan salah satu pengguna yang memiliki tingkat penggunaan teknologi tertinggi di dunia.
Menurut sensus yang mereka lakukan, para pelajar Indonesia merupakan pengguna perangkat teknologi informasi tertinggi di dunia dengan persentase sebesar 40 persen. Pelajar Indonesia ini juga yang tertinggi kedua di dunia dalam hal penggunaan komputer dekstop (54 persen), hanya kalah dari Amerika Serikat.
Lebih dari duapertiga pelajar Indonesia (67 persen) menggunakan ponsel pintar di kelas mereka. Jumlah ini naik menjadi 81 persen terkait jumlah siswa yang menggunakan ponsel pintar tersebut untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka.Â
Jumlah sesungguhnya ini tidak mengherankan. Pada 2017 saja, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 143,26 juta menurut data dari Kementerian Informasi dan Teknologi. Sebagai catatan, survei ini dilakukan pada 502 pelajar dan 637 guru di Indonesia.
Apalagi pada media sosial khususnya Instagram banyak yang berlomba-lomba menujukkan gaya hidup mereka. Hal seperti ini bisa memicu seseorang "berkompetisi" Â dengan orang lain sehingga menimbulkan kecemasan yang berlebihan pada setiap individu.
Maka dari itu penting untuk melakukan digital detox. Digital detox adalah kegiatan menghentikan pemakaian teknologi sejenak dan kembali ke kehidupan nyata, seolah teknologi belum diciptakan. Banyak orang yang telah mencobanya dan mengaku mengalami banyak perubahan dalam hidupnya dengan melakukan digital detox ini.
Public figur sudah mulai banyak yang mencoba digital detox. Selena gomez  penyanyi yang berasal dari Amerika ini sudah melakukan detox digital. Ia memutuskan selama tiga bulan beraktivitas tanpa menggunakan gadget yang awalnya setia menemaninya. Dampaknya selena menjadi lebih tenang.
Petra Sihombing juga mempunyai cara menyuarakan digital detox. Lewat lagunya yang berjudul "Cerita Kita Milik Semua", Petra Sihombing mengajak para pendengarnya menumbuhkan kesadaran untuk menggurangi pemakainan gadget dan media sosial yang mulai mengganggu produktivitasnya.