Sejak Euro 2000 Belanda dan Belgia, saya adalah penggemar berat Portugal. Artinya sudah 16 tahun saya selalu mendukung Portugal di gelaran Euro Cup dan World Cup. Namun, tidak seperti biasanya, di Euro Cup 2016 ini sama sekali saya tidak suka dan tidak mendukung sedikit pun Portugal dari awal turnamen di gelar. Baru di pagelaran puncaknya, saya jelas dukung Portugal.Â
Sejak pembukaan antara tuan rumah Prancis vs Rumania kick off, saya hanya menjagokan Jerman. Dan kuda hitam akan muncul dari Wales dan Croatia. Portugal..? Sama sekali tidak ada di pikiran saya. Portugal pun mengawali pertandingan dengan hanya meraih nilai 1 setelah di tahan Islandia. Melihat rekaman pertandingan awal Portugal (saya memang tidak nonton, rugi kayaknya begadang, padahal biasanya laga Portugal tidak pernah saya lewatkan), gaya permainan Portugal tidak lagi seperti biasanya. Biasanya Portugal bermain mirip dengan Brazil, makanya Portugal disebut dengan Brazil-nya Eropa.
Inilah fakta awal tidak biasa mengiringi kesuksesan Portugal merebut piala Hendry Delaunay untuk pertama kalinya. Portugal sudah melupakan permainan cantiknya (mungkin karena C. Ronaldo hanya mau di sebut Ganteng..hehehe). Permainan Portugal terkesan bertahan dengan sekali sekali counter attack memanfaatkan kecepatan Luis Nani dan C. Ronaldo. Serangan balik inilah yang memastikan langkah Portugal ke babak Perempat Final saat mengalahkan tim tangguh Kroasia dengan skor 1:0. Quaresma mendapat bola muntah, setelah Ronaldo melakukan tendangan keras dari sebuah serangan balik.
Fakta tidak biasa lainnya adalah ketidakmampuan Portugal memenangkan pertandingan di waktu normal. Setelah di tahan Islandia 1:1, giliran Austria menahan dengan skor 0:0 dan laga pamungkas di grup F, Portugal kembali di tahan imbang 3:3 oleh Hungaria. Ini fakta tidak biasa. Portugal pun melaju ke babak knock out hanya berbekal peringkat terbaik ketiga. Seandainya hanya juara dan runner Up yang berhak melaju ke babak knock out, maka C. Ronaldo masih sama dengan Messi, belum pernah mengantarkan negara nya jadi juara di turnamen mayor.Â
Bahkan di babak knock out pun, ketidakbiasaan itu masih berlanjut, Kroatia dikalahkan di babak perpanjangan waktu dan Polandia dieliminasi lewat adu tendangan pinalty. Hanya di semifinal Portugal mampu menang di waktu normal dengan mengalahkan Wales dengan skor 2:0. Dua gol dari Ronaldo dan Nani yang membuat saya juga menangis, selain suporter Wales. Hidup Bale!
Di babak Semifinal Portugal membuktikan diri. Portugal mencoba menghilangkan fakta tidak biasa, fakta yang tidak bisa menang di waktu normal. Namun, di antara 3 negara semifinalis lainnya, fakta tidak biasa atau aneh Portugal muncul juga. Portugal menjadi satu-satunya peserta yang bukan juara grup. Boro-boro juara grup, runner up pun tidak, hanya peringkat ketiga. Dan anehnya, grup dari tiga negara semifinalis lainnya berurutan. Prancis juara grup A, Wales Juara Grup B dan Jerman juara grup C. Hanya Portugal yang langsung jauh grup nya, di grup F.Â
Puncaknya, di partai final, Portugal pun kehilangan bintangnya sekaligus kapten Tim. Ronaldo harus di tarik keluar di menit ke-23. Portugal sangat tidak biasa bermain tanpa Ronaldo. Portugal adalah Ronaldo. Â Setelah Ronaldo keluar, saya yakin terjadi kegaduhan luar biasa di penjuru dunia. Ada yang bersorak dan ada yang menjerit karena Ronaldo cedera. Dan saat Ronaldo keluar, para pendukung Prancis sudah sangat yakin bisa mengalahkan Portugal. Namun, faktanya tidak. Portugal justru jadi bermain luar biasa. Tak tampak sedikit pun ketimpangan di tim Portugal walau Ronaldo keluar.Â
Malah yang saya lihat, Portugal jadi punya celah yang longgar di lini pertahanan Prancis, karena pemain-pemain bertahan Prancis tidak terlalu disiplin lagi menjaga pertahanan. Tidak adanya lagi momok menakutkan membuat mereka sedikit anggap enteng. Dan ini benar-benar dimanfaatkan Eder dengan tendangan mendatar dari luar kotak pinalty, Portugal pun mengubur ambisi Prancis untuk juara di negeri sendiri. Selamat buat Portugal dengan fakta-fakta tidak biasanya mampu menjadi juara di Eropa tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H