Mohon tunggu...
althafunnisa anna
althafunnisa anna Mohon Tunggu... -

awali hidup meski hanya dari sebuah mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Literasi Media: Membangun Perilaku Kritis Audien terhadap Sajian Media (Televisi)

13 Desember 2013   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:57 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

seiring dengan majunya zaman dan semakin berkembangnya teknologi, memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi dari berbagai media salah satunya adalah televisi. Televisi merupakan sarana untuk memperoleh informasi/ berita, hiburan, dan lain sebagainya secara audio dan visual sehingga lebih memudahkan audien untuk mengerti dan memahami apa yang disampaikan.

Pada pola masyarakat yang modern seperti sekarang ini harus lebih kritis dalam menanggapi dan menonton televisi. Karena televisi menjadi media penyiaran paling populer saat ini. Hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh dari PPI/Media Scene 2004-2005 mengenai perputaran uang dalam industri media yaitu RadioOutdoor 2.3-2.6%, Newspaper 30.1%, magazine 4.5%, Television 60.5%. dapat dilihat dari data diatas bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan televisi sebagai media informasi. Hal ini dikarenakan stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program dengan jumlah sangat banyak dan beragam. Apapun bisa dijadikan program untuk ditayangkan selama itu menarik dan disukai audiens dan juga tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. (jurnal komunikator, 2013:80)

Dalam dunia industri media, persaingan semakin ketat. Setiap stasiun televisi berlomba-lomba menampilkan program-program acara yang sekiranya dapat diminati audiens, dengan tidak mementingkan isi dan sabaliknya hanya mencari rating. Oleh karena itu, sebagai audiens harus lebih selektif dalam memilih program acara televisi, lebih terutama bagi kaum remaja yang masih sangat rentan dan labil pada sajian televisi yang tidak bermutu. Segmentasi siaran tidak dapat sepenuhnya menjadi solusi. Pasalnya, masih banyak remaja yang beraktifitas pada segmen-segmen yang tidak seharusnya. Hal itu disebabkan oleh perkembangan pendidikan dan tuntutan kebutuhan yang berbeda dari zaman ke zaman. Seperti penambahan jam pelajaran. Rata-rata siswa Sekolah Menengah memulai jam pelajaran pada pukul 07.30 dan akhir pelajaran hingga mencapai pukul 15.00, belum lagi ditambah bimbingan belajar atau kegiatan ekstrakurikuler yang memakan waktu juga. Hal itu yang membuat waktu yang dimiliki untuk bermain atau sekedar meregangkan otak menjadi sangat berkurang, sehingga waktu tidur menjadi mundur. Akibatnya, siswa sering menonton televisi pada jam-jam yang menjadi segmen malam. Sedangkan pada segmen tersebut banyak berita acara yang menyajikan sajian-sajian yang terkandung tindakan-tindakan penyimpangan yang disajikan secara ramah dan halus. Padahal rata-rata stasiun televisi melakukan siaran selama 20 jam non-stop bahkan ada juga yang sampai 24 jam non-stop dalam satu hari. (jurnal komunikator,2013:82). Sehingga berbagai tindak kejahatan maupun penyimpangan prilaku lainnya seringkali muncul yang diperoleh dari tanyangan televisi. Oleh karena itulah perlu diadakannya bimbingan ataupun pendidikan kritis media bagi masyarakat khususnya remaja yang menjadi pusat sasaran yang sering dimanfaatkan media.

Literasi media sebagai salah satu bentuk pemahaman media yang dapat ditujukan bagi semua kalangan, khususnya remaja. Dalam literasi media tersebut dirintis prilaku untuk kritis terhadap media khusunya pada pembahasan media televisi. Dari media literasi tersebut diharapkan mampu membangun perilaku siswa yang lebih kritis terhadap segala yang disajikan oleh media televisi. Terutama pada efek negatif dari berbagai fenomena yang fakta terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun