Mohon tunggu...
Alta Karka
Alta Karka Mohon Tunggu... lainnya -

Part time Zombie: http://bit.ly/Merchs | http://maximosh.com | http://ow.ly/9AeWk | Lurah di @Karkatuar & @Bankeray

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jalur Tengkorak! "Nyawa Tidak Dijual, Jangan Mati di Aspal"

2 Januari 2012   11:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:26 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Bus Sumber Kencono Terguling (Ist/Okezone)"][/caption] Indonesia kembali berduka di awal tahun 2012. Sebuah daerah Jalur Tengkorak di Madiun kembali menelan nyawa, oleh sebuah Bis Sumber Kencono yang menggilas. Bus Sumber Kencono Jurusan Surabaya-Yogyakarta mengalami kecelakaan di jalan Raya Madiun-Surabaya, tepatnya di Desa Jeruk Gulung Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Bus tersebut terguling karena menghindari tabrakan dari arah berlawanan. Kejadian tersebut terjadi pada Minggu (1/1/2012) sekira pukul 00.15 WIB. Enam orang tewas seketika, sementara puluhan orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Sementara itu, Arif Eko Budi dan Iqbal Ramadhan, warga Tangerang yang tewas dalam kecelakaan bus Sumber Kencono di Jalur Tengkorak Madiun-Surabaya, dimakamkan pagi ini. Menurut Suharso, paman korban, Arif yang mahasiswa semester akhir jurusan broadcasting, Universitas Bina Nusantara ini beberapa hari lalu berpamitan untuk merayakan pergantian tahun di Gunung Semeru. "Arif pamitan untuk mendaki gunung. Informasi yang kami dapat katanya Gunung Semeru ditutup hingga akhirnya dia naik bis hendak ke Solo dari Surabaya yang akhirnya tabrakan," kata Suharso, Senin (2/1/2012). (Okezone) Kronologis kecelakaan yang memakan jumlah korban tewas 6 orang itu beserta beberapa korban luka seperti yang dijelaskan oleh Kadishub LLAJR Jatim Wahid Wahyudi, Sebelum tragedi itu, bus melaju dari arah Surabaya dengan kecepatan 100 Km/Jam. Sementara itu dari arah berlawanan melaju kendaraan roda dua dengan cara berbanjar di jalan raya. Di lokasi kejadian, bus menabrak salah satu roda dua hingga terseret sepanjang 50 meter. Usai menabrak, sopir langsung banting setir ke kiri mengenai bahu jalan dari tanah yang belum padat. Karena takut masuk sawah sopir kembali membanting setir ke kanan hingga masuk ke jalan lawan. Karena kecepatan yang tidak terkendali bus sempat menabrak warung namun sopir berusaha mengendalikan laju bus dengan membating lagi setir ke kiri lagi hingga bus terpelanting dan jatuh ke bagian kanan. "Kondisi kaca samping kanan dan kaca depan busa hancur total," tegas Wahid. Atas kejadian ini, Penyidik Unit Laka Lantas Polres Madiun resmi menetapkan pengemudi bus Sumber Kencono, Agus Widodo, sebagai tersangka. Agus dijerat dengan Pasal 310 ayat 4 Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. (Okezone) Harus berapa banyak nyawa lagi yang harus mati di jalanan akibat kebut-kebutan? Mengejar waktu? ugal-ugalan? Simak bacaan disini: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/08/05/menyoroti-perilaku-bengis-di-jalan-jalur-tengkorak-bankeray/ Di beberapa titik di masing-masing jalur yang dicap jalur tengkorak telah dipasang spanduk peringatan kepada pengendara, diantaranya bertuliskan “Nyawa Tidak Dijual, Jangan Mati di Aspal”, “Hati-hati Banyak Kecelakaan  di sini”, dan lainnya. Selain itu, petugas yang berjaga di wilayah rawan tersebut dikalungkan poster tengkorang yang menutupi dada sampai perut. Akan tetapi, hal-hal tersebut diatas beserta kejadian yang pernah terjadi tak menyurutkan nyali para pendekar jalanan untuk tetap bersikap sama. Saya persembahkan Soundtrack untuk kejadian seperti ini: Bankeray, Jalur Tengkorak Sepanjang jalur di timur harapan Memacu penuh kecepatan Mata tertutup roh bayangan Kau terkapar di tengah jalan Sepanjang jalur di timur harapan Memacu penuh kecepatan Tubuhmu terhempas di aspal hitam Nafasmu lenyap hilang pandangan Waspada atau mati Rohnya meminta nyawa Waspada atau mati Meminta tumbal, Kilometer delapan Reff: Jalur tengkorak Pacu emosi, Setorkan nyawa Jalur tengkorak Selaksa setan ikut tertawa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun