Mohon tunggu...
Alsya Kyen Qutrunada
Alsya Kyen Qutrunada Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

hobi mandi

Selanjutnya

Tutup

Book

Indahnya Berdamai dengan Ketidaksempurnaan Diri

7 Desember 2022   19:51 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:16 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, orang insecure juga terkenal sangat introvert. Mereka sulit bahkan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang baru. Mereka cenderung memiliki rasa takut dan merasa tidak aman dengan society. Mereka takut akan diejek atau dimarahi apabila ada salah perkataan ataupun perilaku. Mereka takut dijadikan bahan omongan, takut dibully, takut disepelekan, bahkan takut tidak dihargai. Oleh karena itu, orang yang insecure butuh didampingi orang yang cukup dekat dengan mereka saat harus memasuki lingkungan yang baru.

Pada bagian III yang berjudul "Berdamai dengan Insecurity", di bab pertamanya dengan judul "Mengenali dan Mencintai Diri Sendiri", penulis menyampaikan bahwa cara yang paling utama untuk berdamai dengan rasa insecure adalah dengan mulai menerima diri sendiri. Untuk bisa menerima diri sendiri, kuncinya adalah dengan memahami bahwa setiap orang diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing yang membuat setiap individu itu unik. Sehingga, sangatlah wajar jika suatu kekurangan membuat seseorang tidak nyaman. 

Cobalah untuk menerima kekurangan yang dimiliki sebagai manusia biasa. Jadikan kekurangan itu sebagai kekuatan. Saatnya focus pada diri sendiri dan teruslah menggali potensi yang ada di dalam diri sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Memahami karakter diri akan memudahkan langkah pembaca dalam mengetahui dan mengembangkan apa yang sebenarnya menjadi pasionnya. Harapannya agar pembaca bisa fokus dengan tujuan dan prosesnya, yaitu fokus untuk mengembangkan diri daripada terus-terusan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Pada bab keduanya dengan judul "Mengenali dan Mencintai Orang Lain", penulis menyampaikan bahwa lingkungan memiliki peran besar dalam membentuk pribadi dan pemikiran seseorang dalam kehidupannya. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang positif dan suportif karena mereka bisa menentukan sifat dan karakteristikmu dalam menyikapi hidup. Penulis juga menegaskan bahwa setiap manusia selama masih hidup akan terus menemui masalah. Semua orang menanggung beban hidup masing-masing. Akan tetapi yang berbeda hanyalah, ada yang memilih memperlihatkan bahwa mereka sedang kesusahan, namun ada pula yang memilih untuk menyembunyikannya

Pada bab terakhir yang berjudul "Mengejar Kebahagiaan", penulis menasihati pembaca dengan menyampaikan bahwa saat mengalami kesedihan, termasuk rasa insecure, setiap orang memiliki pilihan dan kesempatan untuk brtahan dalam belenggu kesedihan itu atau mengejar kebahagiaannya. Insecurity membuat perasaan takut dan tidak aman akan selalu dating dan menjadikan seseorang mengabaikan rasa yang sedang dialami. 

Tidak lupa penulis menyebutkan beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari dampak buruk akibat rasa insecure, diantaranya adalah membangun harga diri dan keyakinan diri, temukan kelebihan dan keunikan diri, membuang pikiran negatif, selalu bersyukur, berani keluar dari zona nyaman, menjadikan kegagalan sebagai motivasi, dan yang terakhir lakukan konsultasi dengan ahlinya.

Buku ini disajikan dengan susunan kata yang ringan, sehingga dapat menarik minat baca untuk semua kalangan sekalipun. Penulis terkesan memiliki pembawaan yang ramah yang mana dapat membuat pembaca merasa dekat dengan penulis. Buku ini dibuat untuk menolong orang-orang yang memiliki ketidakpercayaan diri yang mana sangatlah bermanfaat untuk banyak orang.

Meskipun demikian, ada kekurangan atau kelemahan dalam buku ini. Penulis terlalu sering menuliskan kalimat tanya, juga terlalu banyak menyampaikan permisalan yang mana hal tersebut membuat tidak fokus terhadap point bacaan.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk orang yang memiliki rasa tidak percaya diri, takut bersosialisasi, serta orang-orang yang selalu merasa dirinya "kurang". Pembaca buku "What's Matter With Insecurity Life" diharapkan dapat mengevaluasi dirinya, sehingga membuat perubahan atas dirinya sendiri agar lebih bersyukur serta berdamai dengan kekurangan yang mereka miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun