Globalisasi, menurut wikipedia, adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi didapatkan dari kata berbahasa inggris yaitu globalization, yang terdiri dari kata global dan -ization. Global berarti mendunia sedangkan -ization merupakan imbuhan yang berarti aksi, process, atau hasil dari suatu tindakan. Secara harafiah, globalisi berarti proses yang mendunia.
Globalisasi telah memberikan pengaruh positif dalam setiap aspek kehidupan kita. Aspek-aspek itu antara lain adalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahan dan keamanan. Hal yang saya akan bahas kali ini adalah pengaruh globalisasi di dalam aspek kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia.
Pengaruh positif dari globalisasi dalam aspek sosial dan budaya salah satunya adalah kemudahan dalam pertukaran budaya di Indonesia. Dengan adanya globalisasi ini, kita dapat melihat dan mempelajari kebudayaan dari seluruh dunia hanya melalui satu tombol search di google, tanpa harus pergi ke luar negeri. Di era globalisasi ini, berpergian dari suatu negara ke negara lainnya menjadi lebih mudah sehingga kesenian dan kebudayaan negara asing dapat juga diperoleh dari orang dari luar negeri yang datang ke Indonesia.
Ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi juga berkembang di era globalisasi ini, sehingga masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. Selain itu, globalisasi juga telah membentuk rasa toleransi terhadap masyarakat karena pengetahuannya tentang dunia masing-masing telah berkembang sehingga diperoleh pemikiran masyarakat yang lebih luas.
Pemikiran masyarakat yang maju dan luas di era globalisasi ini membuka pikiran akan kepedulian terhadap kasus-kasus kekerasan Hak Asasi Manusia (HAM) di berbagai belahan dunia, seperti kasus kekerasan maupun pembunuhan. Selain itu, pelbagai konflik di planet bumi yang dilatarbelakangi oleh perebutan wilayah dan sumber daya alam menjadi pemicu kepedulian dalam hal kemanusiaan, karena konflik-konflik tersebut memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini mendorong solidaritas dari pelbagai negara untuk mewujudkan pengakuan HAM bagi seluruh manusia di seluruh dunia tanpa terkecuali, baik di negara yang sudah maju maupun negara yang masih berkembang. Hadirnya globalisasi ini seakan menghubungkan seluruh bangsa dan negara menuju ke sebuah tatanan kehidupan baru yang bercita-cita mewujudkan perdamaian dunia.
Namun selain itu, globalisasi juga memberi dampak buruk bagi negara kita. Salah satunya adalah menurunnya rasa kebangsaan terhadap negara kita sendiri, yaitu negara Indonesia. Kenapa dapat seperti itu? Dengan banyaknya pengaruh negara-negara asing di era globalisasi ini, pola pikiran masyarakat Indonesia telah berubah dari tradisional menjadi modern. Mungkin perubahan pola pikiran ini dapat menjadi hal positif untuk merubah pola pikiran rakyat Indonesia yang bisa dibilang kuno menjadi lebih maju ke hal-hal yang inovatif dan modern. Namun perubahan pola pikiran ini juga dapat menurunkan rasa kebangsaan kita sebagai rakyat Indonesia. Dengan banyaknya budaya negara asing yang diperkenalkan ke negara kita melalui globalisasi, kita sendiri lupa bahwa negara kita, Indonesia, juga memiliki budaya yang tidak kalah banyak dan luar biasanya dengan budaya negara asing.
Salah satu contohnya adalah tata krama dan sopan santun yang menjadi nilai budaya di Indonesia. Tata krama dan sopan santun sudah mulai dilupakan oleh pemuda-pemuda bangsa karena kuatnya pengaruh budaya barat pada pemuda bangsa. Pemuda bangsa Indonesia cenderung terpengaruhi oleh gaya hidup dan perilaku orang barat yang dipaparkan oleh media sosial dan televisi, padahal gaya hidup seperti itu tidak semuanya baik dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia, seperti seks bebas, alkohol dan narkoba.
Selain itu, akibat dari globalisasi di bidang sosial budaya adalah baju-baju adat yang menjadi ciri khas suku setiap bangsa di Indonesia sudah jarang digunakan karena dianggap kuno dan tidak menarik, sementara orang-orang kini lebih suka berdandan mengikuti tren fashion dari negara-negara lain.
Pemuda Indonesia di era globalisasi ini lebih sering mengagumi dan membesar-besarkan nama negara asing daripada negaranya sendiri, yaitu negara Indonesia. Tidak sedikit pemuda Indonesia yang lebih mengetahui tentang budaya luar daripada budaya di tempat asalnya. Minat masyarakat tentang budaya yang menurun disebabkan oleh pengaruh budaya luar yang lebih diminati dan kebosanan masyarakat akan hiburan tradisional di Indonesia. Tentu hal ini menjadi masalah besar bagi pelaku kesenian di Indonesia karena perlahan dapat mematikan kegiatan seni tradisional di Indonesia. Hal ini cukup mengkhawatirkan. Pengetahuan umum pemuda Indonesia tentang negara lain mungkin sudah cukup luas, namun kurang pengetahuannya untuk negaranya sendiri.
Memang baik bagi kita semua untuk mengetahui dan menghormati kesenian dan kebudayaan negara-negara lain, namun penting juga bagi kita, rakyat Indonesia, untuk mengetahui dan menghormati kesenian dan kebudayaan yang ada di negara kita sendiri, Negara Indonesia. Jika sekarang pun budaya Indonesia sudah mulai punah atau dilupakan, apa yang akan terjadi puluhan tahun kedepan? Pastinya budaya Indonesia akan punah jika tidak dilestarikan. Maka dari itu, penting bagi kita semua, terlebih para pemuda bangsa, untuk tetap melestarikan kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia agar pada masa-masa mendatang, budaya itu tidak akan hilang.
Jika kita dapat membesar-besarkan nama negara lain, memuji-mujinya, kenapa tidak bisa melakukan itu untuk negara kita sendiri? Seharusnya kita bangga akan hasil karya negara kita sendiri. Kesenian dan kebudayaan di Indonesia sungguh luar biasa, sudah saatnya agar kita semua untuk mengenalinya.