Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Kebohongan dari Kandungan!

9 Desember 2015   19:38 Diperbarui: 9 Desember 2015   20:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Serius bosan dengan berita dan penayangan yang bikin muak! Yang kuat dan berkuasa melibas siapa saja tanpa ada rasa. Merasa dirinya paling kaya segalanya. Apa saja bisa dibeli dan rekayasa. Saat diminta tanggungjawab?! Lari dan menghilang! Buruk muka cermin dibelah!
Itu berita dan pemberitaan media massa mainstream. Bikin pusing dan marah tak karuan. Sadar itu racun mematikan, Krebsol Kepiting memilih introspeksi. Ditemani Yuyuteniki isteri setia dan sabar, pasangan ini berusaha menemukan dari mana bisa menghentikan deru kekacauan yang lazim di lapangan. Seperti apa konkretnya?

Keluarga ini memastikan di dalam rumah ada kesalingtergantungan – ‘interdependency’ yang terjalin rapih. Kesadaran saling membutuhkan dibangun dengan kejujuran. Ketika momongan masih kecil, orangtua jadi penentu. Ketika tumbuh dewasa, tiap individu ambil peran kasih dukungan atas nama kebaikan dan kebenaran yang dibalut dengan kejujuran. Mereka yakin kebaikan perlu ditumbuhkembangkan tanpa halangan

. Kebenaran dan kejujuran universal jadi bahan nyata yang jelas diupayakan tiap individu. Apakah mudah? Ternyata tidak. Masih banyak yang ragu dengan kejujuran dan kebenaran. Menurut siapa? Jika demikian, terjadi krisis kepercayaan massif. Bagaimana dibereskan? Mulai dari kandungan! Konkretnya setiap individu berupaya menemukan esensi yang ada di hati. Setia merawat suara hati yang adalah suara Sang Pencipta. Saat tenang dan teduh diupayakan sungguh.

Dalam interaksi harian, tiap individu memandang sesama adalah wujud nyata Sang Pencipta yang hadir dalam diri pasangan, anak, saudara, atau patner. Kesadaran ini ditumbuhkembangkan selagi kerja dan beraktivitas harian. Kebiasaan baik dan berkualitas terjadi dari rumah. Di situ ada proses saling menjaga harga diri dan dilandasi keterbukaan dan toleransi. Proses ini efektif mengutamakan kebenaran dan kejujuran. Kegaduhan dan distorsi dari luar bisa dinetralisir di dalam dengan jernih.
Saatnya mendengarkan suara hati…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun