Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilih Diam atau Bicara?

13 Oktober 2015   16:24 Diperbarui: 13 Oktober 2015   16:45 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu hal penting dalam kehidupan adalah komunikasi. Di dalamnya ada diam dan bicara. Sinkronisasi ke duanya sangatlah penting. Komunikasi efektif terjadi ketika ada yang diam mendengarkan dan ada yang bicara menyampaikan gagasan dan pendapat. Proses ini butuh timbang rasa yang optimum. Dengan demikan maksud pembicara dan tujuan pendengar bisa efektif. Secara teoretis mudah. Dalam praktek dibutuhkan kerelaan dan kebesaran hati buat kasih perhatian penuh baik sebagai pendengar maupun pembicara.

Dengan jelas hal ini disampaikan Owlinkun Burung Hantu bersama pasangan Owlala. Pasangan ini kembali berdua setelah anak-anak beranjak dewasa dan memilih tinggal sendiri bersama pasangan dan anak-anak mereka. Duet ini tergolong setia – bahkan mendapatkan predikat ‘pasangan teladan’ karena kesetiaan pada partner sampai maut memisahkan. Dikatakan bahwa ada banyak model individu egois yang suka protes dan marah-marah. Situasi apa pun dikomentari. Ya kalau positif, akan memberi dorongan untuk maju. Ini hantaman. Cemooh dan kebencian terus dilontarkan. Ketika ditanyakan apa motif melakukan ini? Katanya dibayar! Amit amit! Kagak beli deh! Tetapi faktanya mereka banyak yang beli. Maka produksi terus dilakukan.

Fakta lapangan ini dipinggirkan Owlinkun dan Owlala! “Apakah mungkin meminggirkan hal seperti itu? Bukankah kita hidup dalam masyarakat. Semua gitu. Masakan kita beda?” Penuh tanda tanya Juniors ingin penjelasan.

Secara konsisten mereka bersikap tegas! Apa yang buruk: ‘no deal’! Alias diam. Kalau toh bicara, cari solusi. Ikut bantu menemukan jalan keluar. Jika terus saja ada yang menjelekkan, mengusahakan alternatif demi meringankan penderitaan atau membantu yang berkebutuhan. Ini konsisten dilakukan. Hasilnya apa? Hati lebih tenang. Bisa menemukan hal bermanfaat buat kemajuan individu, keluarga, dan masyarakat. Pasangan ini menjalankan dengan setia. “Apakah lancar-lancar saja?” Juniors bertanya pula. Biasanya jika sedang berniat baik, tantangan pasti menghadang. Entah dijauhkan. Dibicarakan. Atau dibilang aneh. Dengan tenang pasangan ini berbagi, apa saja yang berkualitas itu mahal. Jadi mau pilih mana?

Satu lagi dari Komunitas Ini. Ada keberanian dan kemauan hidup benar. Menghadapi penolakan dan kejahatan dengan tenang. Diam saat bersikap benar. Bicara hanya yang bermanfaat. Di sini bisa! Di situ?
Saatnya mendengarkan suara hati…

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun