Hidup sehari-hari pasti mengalami ‘downs and ups’. Kegelisahan menerpa ketika sedang ‘downs’. Berat rasanya hidup ini. Pengen lari dan cari alternatif baru, biar terhibur. Sadar ada komitmen yang menjadi laksana pengikat, upaya positif dan baik jadi pilihan; manakala ada godaan cari aman. Nah, akhirnya roda hidup bergeser ‘ups’. Ada dorongan lebih semangat dan antusias menyelesaikan tanggungjawab dan pekerjaan. Hidup terasa lebih ringan. Timbul keinginan dapat menggapai lebih tinggi lagi. Dinamika macam ini disadari keluarga Singosh Macan bersama Harimoly isteri terkasih yang melahirkan Gogoringo anak semata wayang.
Sadar bahwa hidup itu naik turun seperti itu, keluarga ini punya komitmen ‘Optimis dan Jenuh Bersama’. “Apa maksudnya?” Demikian pertanyaan Juniors. Ternyata keluarga ini sadar bahwa baik susah atau senang dalam hidup perlu saling mendukung. Dalam keadaan apa pun setiap individu hendaknya mau duduk bersama dan ngobrol untuk menemukan jalan keluar agar hidup dan kehidupan lebih berkualitas. Sebabnya adalah tanggungjawab moral berkomitmen dalam cinta itu perlu diperjuangan dengan optimis.
Semula Singosh mengaku oportunis. Hanya mau enak dan lancar saja. Sikap dan tindakan ceroboh dan sembarangan plus suka-suka! Ketika sudah berkeluarga dan mendapatkan momongan, perubahan untuk hidup dalam semangat ‘Optimis dan Jenuh Bersama’ menjadi kesadaran dan dilakukan. Ini prestasi yang diperoleh keluarga dengan tiga personel ini. “Apa kendalanya untuk bertahan dalam semangat itu?” Juniors bertanya pula. Menjawab pertanyaan ini Harimoly mengakui bahwa dalam perkawinan dan hidup keluarga, komitmen untuk setia sampai maut memisahkan, paling sulit dijalankan. Godaan berganti pasangan bertebaran di mana-mana. Kualitas individu tampak ketika konsisten positif dalam komitmen hidup dalam cinta menjadi kenyataan. Karena itu baik isteri maupun suami ambil bagian penuh. Tindakan ini bermanfaat saat anak yang hadir diterima sebagai anugerah untuk dididik. Tanggungjawab orangtualah menjadikan setiap anak berkarakter dan berkompetensi unggul. Di keluarga dan Komunitas ini bisa! Di situ?
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H