Kehidupan beraneka ragam isinya. Umumnya masih dikendalikan suka – tidak suka semata; ‘like’ atau ‘dislike’. Sesungguhnya jika landasannya cuman itu, ada banyak faktor penting hilang. Sebaliknya, kecenderungan manipulatif dan cari muka merebak di mana-mana! Fakta ini disadari Komunitas Ini dengan baik. Apa yang dilakukan? Dibiasakan sejak dalam keluarga: sikap obyektif dan jujur dilatih. Jika baik, katakan baik. Jika buruk, katakan buruk. Apa yang buruk diperbaiki dengan sungguh. Apa yang sudah bagus diapresiasi proporsional. “Kenapa mulai dari keluarga? Apakah lebih kuat masyarakat atau keluarga seh? Kekacauan banyak terjadi di masyarakat?!” Juniors sudah mulai melihat fakta, dan perlu dibantu agar lebih luas dan benar.
Maju sebagai teman diskusi, trio Leican Kadal didampingi suami perkasa Liozardo dan Tobileko semata wayang dewasa muda. Tobileko bercerita bahwa kunci keberhasilan masyarakat adalah keluarga. Masyarakat adalah cerminan dari keluarga. Kalaulah keluarga-keluarga kokoh dan kuat dari sisi akhlak dan karakter, dengan mudah membangun masyarakat adil dan makmur. Di dalamnya orangtua bertanggungjawab penuh membimbing anak-anak tumbuh dewasa dan terbuka.
Kalau hidup dibilang ‘simple’, ya ‘simple’. Bereskan tiap individu dari keluarga. Di dalamnya bertemu individu yang akan ambil bagian dalam masyarakat. Dengan demikian, penghargaan pada siapa saja yang sedang bertanggungjawab jadi aparat, tetap sama. Favoritisme dihilangkan. Egaliter dan ‘respect each other’ terbangun dengan baik di Komunitas Ini. Siapa saja yang jadi pemimpin dan aparat, tetap mendapat dukungan. Mereka berpedoman: ‘hidup sudah susah, mengapa bikin repot hal yang tidak penting?’
Satu lagi dari Komunitas Ini. Menemukan solusi menjadi prioritas. Di sini bisa! Di situ?
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H