Kerjasama dan gotong royong merupakan pola dinamis dalam menyatukan hati dalam tindakan nyata. Di sini kesatuan mengalahkan perbedaan. Kebutuhan untuk meningkat dan lebih baik jadi pendorong untuk mengutamakan yang lain. Bagaimana dengan diri? Sudah barang tentu beres dulu di diri. Setelah itu bergeser dan menggandeng yang lain. Kenapa? Mustahil sendirian dan tertutup! Kesadaran mendasar ini ditanamkan sejak kecil dalam ingatan Tikusoma Tikus.
Karena itu semangat untuk menggandeng yang lain kerjasama itu unggul. Landasan yang dipergunakan juga adalah kejujuran. Coba saja: mana ada yang bisa sendirian? Kenyataan macam ini yang terus dijadikan penyemangat pasangan Retini itu. Mereka selalu mengajak keluarga-keluarga untuk berani lebih peduli pada lingkungan. Langkahnya selalu beres di dalam baru keluar. Ini jadi aman. Jika menolong memang tuntas. Tanpa ada belitan yang akhirnya merusakkan semuanya.
Sadar ini bagus jika dilakukan untuk Komunitas Kita, pasangan ini rajin berinisiatif mengajak keluarga-keluarga untuk mau kerjasama. Untuk proses pendidikan anak-anak juga baik. Kenapa? Sejak kecil anak terbiasa peduli pada yang lain, setelah diri beres dulu. Ketika membantu bisa total dan bebas gangguan apa pun. Ini keunggulan Komunitas Kita. Konkret dan menghasilakan kerja yang berdampak pada keluarga dan masyarakat juga sejahtera. Perbedaan dalam kehidupan jadi kekayaan karena semangat membangun demi kemajuan siapa saja.
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H