Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beri Aku Masukan

2 Oktober 2015   22:58 Diperbarui: 2 Oktober 2015   23:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi orangtua punya tanggungjawab. Sama seperti menjadi pemimpin punya kewenangan yang membawa konsekuensi. Peran di depan dan menjadi contoh siap diberi masukan dan koreksi dari anak atau rakyat! Bisa sampai pada kesadaran seperti ini adalah prestasi. Mengapa? Masih banyak sosok pemimpin atau orangtua yang bikin masalah dan jadi batusandungan atau ‘scandalum’. Alih-alih jadi contoh, buruk muka cermin dibelah! Keprihatinan demi keprihatinan terus terjadi hingga hari ini. Kelebihan Komunitas Ini, terus berusaha menemukan cara kreatif untuk menghasilkan solusi. Artinya dulu juga model dan perilakunya sama, tetapi ternyata di Komunitas Ini ada inisiatif belajar dan memperbaiki setiap individu dalam keluarga atau komunitas. “Apakah mudah dan lancar saja?” Pertanyaan Juniors yang terus menyimak diskusi hari ini.

Dengan jujur diakui, dulu di sini pun penuh dengan perilaku oportunis dan egois. Memikirkan diri selalu dan malas menolong; sangat dominan! Yang punya inisiatif kerjasama dengan semangat tinggi adalah keluarga Entosi Semut. Bersama Semutomo belahan jiwa, keluarga ini konsisten bebenah. Refleksi dan introspeksi rajin dilakukan. Untuk apa? Mereka tergerak meningkat dan mau maju dari sisi internal. Sebab mereka sadar bahwa setiap individu akan berpulang pada Sang Pencipta pada saatnya. Sebelum waktu itu tiba, mereka mau melakukan persiapan dengan benar. “Apa yang mendorong dan mau melakukan itu?” Juniors bertanya pula.

Krotongrang anak semata wayang keluarga ini yang sudah menjadi pemuda menjelaskan. Ada tanggungjawab di dalam hati yang perlu dielaborasi dalam tindakan nyata. Jika jujur mengakui dan merasakan, pasti setiap individu mempunyai ‘feeling’ mengembangkan jujur dan kejujuran. Ini gerakan dari dalam hati yang terus menyapa. Lembut dan lirih. Ada suara yang mengatakan ‘Beri Aku Masukan’. Maknanya sama dengan merawat diri dan merapihkan sanubari. Ada suara seperti itu jika diam, dan tenang.

Komunitas Ini menyimak dan mengiyakan. Sekaligus mereka sadar masih suka abai. Menganggap tak penting dan berlalu begitu saja. Kelebihan Komunitas Ini cukup banyak. Salah satunya masih ada banyak keluarga yang mau membantu tiap individu karena punya kepekaan. Inilah salah satu keutamaan Komunitas Ini. Di sini bisa! Di situ?
Saatnya mendengarkan suara hati…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun