Ternyata menyatukan yang baik saja belum tentu berhasil. Masih cukup banyak anasir buruk yang gemar memecah belah! Ini memrihatinkan. Semangat yang menyala, bisa tiba-tiba sirna. Apabila berjumpa dengan fakta ini, Singosh Macan tertawa! Ditertawakan dirinya yang ringkih ternyata. Malu sudah barang tentu. Yang diutamakan adalah keluar dari kepelikan. Ingin menghasilkan sumbangsih bernilai buat Tanah Air tercinta. Bagaimana konkretnya?
Menguatkan komitmen diri lagi. Konsistensi dikokohkan untuk menjalani hal-hal biasa harian. Bedanya dilakukan dengan cinta. Artinya tulus ikhlas tanpa pamrih! Apakah lancar? Penuh perjuangan! Dan doa pula! Ini diakui dengan jujur oleh Singosh. Kini semangat untuk berkinerja unggul sungguh dilakukan dengan semangat menyala-nyala. Dulu memang biasa saja. Sadar tanggungjawab buat kemajuan Negeri ada di hati, dia berkomitmen. Siapa tokoh penting untuk melaksanakan hal yang biasa namun sulit; dan cenderung membosankan ini?
Kekompakkan dengan Harimoly isteri andalan, diakui sebagai pendukung utama. Memang penanggungjawab utama adalah diri sendiri. Dalam realita, dukungan pasangan sangat hakiki. Ini semakin menguatkan Singosh dan bebas ketergantungan dari isterinya. Ini istimewa. Umumnya kelekatan menyulitkan dalam mengembangkan yang bagus ke depan.
Upaya yang biasa tiap hari itu sungguh nyata. Dampak buat Komunitas Kita besar sekali. Semangat membangun kebersamaan atas nama Negeri Tercinta, nyata diimplementasikan. Perlahan tapi pasti anasir buruk bertambah kecil. Mereka ingin agar setiap individu mau terbuka dan kerjasama dengan penuh semangat dan tanggungjawab.
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H