Ketegasan itu penting buat membangun sikap. Arah jelas jadi tujuan pencapaian. Kebutuhan menyesuaikan dilakukan dengan baik Singosh Macan. Sesungguhnya fleksibilitas dicapai lewat jalan panjang. Kultur keras dan persaingan membikin keluarga ini mudah curiga. Bahkan di dalam rumah pun sering terjadi salah paham. Itu diakui Harimoly yang berusaha telaten menjadi isteri dan ibu yang baik bagi anak-anak. Tinggal Gogoringo yang bersama mereka. Anak yang lain sudah mandiri dengan keluarga masing-masing. Intensitas komunikasi keluarga ini makin efektif. Salah satu sebab yang pasti adalah sadar diri bagian dari Negara. Sikap mumpuni ini dilatih dari dalam rumah sambil mengembangkan ketegasan di satu sisi dan timbang rasa di sisi lain.
Konkretnya memang terjadi dalam proses interaksi sehari-hari. Di dalamnya ada kepercayaan pada diri sendiri yang dibangun dengan semangat belajar. Selalu terbuka pada hal baru. Jika ada perbedaan, bersikap tenang menyimak. Menyesuaikan diri dengan sabar dan mau mendengarkan adalah dua hal penting dalam membangun sikap mumpuni ini. Semakin mumpuni justru semakin bertenggangrasa. Muncullah optimisme dan komunikasi terbuka. Hasilnya banyak peminat. Antusiasme merebak di mana-mana. Suasana hangat saling memberikan dukungan. Mengapat bisa? Setiap individu merasa disapa dan dilibatkan. Ada panggilan jiwa untuk berbakti.
Komunitas Ini berhasil membangun keluarga-keluarga terdiri dari individu kokoh. Semangat patriotisme sejati bergelora menyapa. Makin cinta tanah air. Makin menghargai perbedaan. Sebab apa? Di depan Sang Pencipta, setiap individu adalah sama. Makna terdalam ‘aku bagian dari Negara’ dijabarkan dalam praktek sederhana setiap hari. Setiap individu mengambil bagian dengan sadar.
Egaliter dan saling menghargai tumbuh subur di Komunitas Ini. Keunikan dan perbedaan dirayakan meriah. Sapaan tertuju pada siapa saja yang mau dan bersedia. Introspeksi dan semangat belajar tumbuh subur. Di sini bisa! Di situ?
Saatnya mendengarkan suara hati…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H