Ini bicara rumah. Tempat berteduh. Bisa kecil dan simple. Pun luas seperti tanpa batas! Sama saja dalam esensi: perlindungan sementara! Apakah sama dengan Negara?
Bagaimana? Sama? Atau beda? Sama karena kecenderungan ada rasa memiliki lebih pada rumah. Negara? Belum tentu. Itu bedanya…
Ini fakta yang sedang dipelajari Wolfotto Serigala. Di sampingnya ada isteri tercinta Lupusqi. Pasangan ini ingin konsisten memaknai: rumah dan Negara itu hakekatnya sama. Terus berusaha dalam semangat kreativitas menemukan padanan antara ke duanya. Untuk apa? Sederhana saja: membantu Juniors cinta tanah air seperti rumah. Digalilah berbagai sumber guna memberikan penguatan bahwa yang besar itu diawali dari kecil. Kesetiaan pada yang kecil dan benar perlu dikembangkan jadi lebih berdayaguna. Buat siapa? Seluruh alam semesta!
Kesadaran semacam ini sengaja dipompa dari kanak-kanak. Diyakini akan memberikan dampak positif dan membangun individu kokoh dan jujur. Realistis bahwa ketika minum dan makan di sini, bertanggungjawab untuk melakukan proses: jaga – perbaiki – diami. Tiga hal sederhana itu konkret.
Yang menjaga adalah yang hidup dan tumbuh kembang di situ. Mau menemukan cara-cara kreatif dan benar saat menjaga dan memperbaiki yang rusak. Proses alamiah pasti ada degradasi. Butuh renovasi. Mulai dari jiwa dibereskan – sehingga raga tambah bugar dan kokoh berdaya! Untuk apa? Berkarya nyata sambil mendiami dan memperbaiki serta menjaga. Siklus melingkar ini ada dalam balutan cinta. Bulat. Harmonis dan sepenuh!
Komunitas Ini selalu menemukan hal-hal kreatif cinta Negara sebagai rumah. Sambil hidup dan berkembang memancarkan pengaruh kreativitas dalam semangat kejujuran. Yang baik dikatakan baik! Yang buruk: diperbaiki dan diganti jika perlu. Individu diperlakukan dengan baik. Di dalamnya ada aura Yang Ilahi.
Saatnya mendengarkan suara hati…
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H