Memberi diri itu butuh komitmen. Jelas sekali tujuannya bentuk bakti pada Yang Ilahi. Proses ini dihayati sepenuh hati Krebsol Kepiting. Hari itu dia tercenung mempelajari data dan informasi penting yang dapat membantu banyak individu terbuka. Siapa dapat memahami rahasia Ilahi memiliki kerelaan tinggi untuk memenuhi yang asasi. Dampak yang nyata adalah kerelaan dan ringan hati untuk menolong siapa saja. Kebebasan untuk bertindak didasari penghormatan sesama individu yang memiliki dimensi Ilahi.
Realita harian jadi kesempatan untuk memberikan sumbangsih penting dan bening. Butuh kebesaran hati untuk mengarah pada muara bersatunya rasa dan cipta. Semua sadar butuh kemauan. Bisa diterima manakala total dan tawakal. Menuju ke mana? Kristalisasi. Ini terjadi ketika kebenaran dan kejujuran jadi laksana dua sisi dalam mata uang. Laku dan laris di mana-mana. Itu pertanda kemajuan. Perbedaan jadi jembatan untuk lebih arif menerima karunia kebhinekaan. Luas tanpa batas. Ada pelukan. Gandeng tangan. Bersaudara untuk cita-cita kemaslahatan banyak insan.
Fakta kehidupan seperti ini dipelajari Krebsol yang sedang duduk belajar. Di sampingnya Yuyuteniki, isteri setia dan serba bisa. Berdua siap menyapa siapa saja. Berbagi makna kehidupan dengan semangat saling dukung tanpa kumalungkung! Tetap arif dan rendah hati. Sadar hanya ‘sayap sebelah’ atau ‘satu sisi matauang’. Butuh sesama. Perlu dukungan. Itu dilakukan total. Selalu mau belajar. Tanpa hingar bingar. Tenang dan menenangkan. Diam tetap peduli. Mau mendengarkan yang perlu dan membutuhkan. Komunitas Ini sarat kerjasama untuk menuntaskan setiap karya hingga selalu jadi karya nyata. Sedikit wacana – banyak kerja!
Saatnya mendengarkan suara hati…
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H